Teheran, Gontornews — Protes anti-pemerintah berlanjut untuk hari ketiga berturut-turut di sejumlah kota di Iran, meskipun ada pejabat yang meminta warga untuk menghindari “pertemuan ilegal”.
Dipicu oleh kemarahan atas ekonomi Iran yang sedang sakit, demonstrasi telah mendapat momentum dan digambarkan sebagai yang terbesar dalam hampir satu dekade.
Di ibukota, Teheran, puluhan mahasiswa pada hari Sabtu meneriakkan slogan anti-pemerintah di luar Universitas Teheran, sebelum dibubarkan oleh polisi anti-huru hara dan kerumunan besar demonstran pro-pemerintah.
Video yang diposkan di Twitter oleh Pusat Hak Asasi Manusia Iran yang berpusat di New York menunjukkan, polisi anti-huru hara tampak bentrok dengan para pemrotes di luar gerbang menuju Universitas Teheran.
Video kedua menunjukkan jalan yang diselimuti asap, yang konon dari gas air mata.
Aljazeera tidak bisa mengotentikasi rekaman tersebut, namun kantor berita Iran, Fars, juga melaporkan adanya konfrontasi antara polisi dan pemrotes di Universitas Teheran.
Massa kecil pemrotes juga berkumpul di Shahr-e Khord dan Kermanshah, menurut foto dan video yang diposkan di media sosial pada hari Sabtu.
Demonstrasi tetap berlangsung meski Menteri Dalam Negeri Abdolrahman Rahmani Fazli meminta orang-orang untuk tidak berpartisipasi dalam apa yang dia sebut “pertemuan ilegal”.
Protes tersebut pertama kali terjadi pada hari Kamis di Masshad, kota terbesar kedua di Iran. Di kota itu orang-orang turun ke jalan untuk mengecam lonjakan harga makanan pokok, ekonomi yang lesu dan angka pengangguran yang tinggi. [Rusdiono Mukri]