Ponorogo, Gontornews — Perhelatan Seminar Internasional 8th ASEAN International Conference on Islamic Finance (AICIF) telah sukses digelar pada tanggal 24 hingga 26 November 2020. Penyelenggaraan 8th AICIF ini merupakan wadah bertukar pikiran, ide, serta gagasan dari berbagai perguruan tinggi negara-negara ASEAN yang bergerak di bidang keuangan syariah.
Kepada Gontornews.com, Dr Khoirul Umam menjelaskan bahwa acara AICIF ini sejatinya adalah kerjasama dari sekian banyak universitas di ASEAN, seperti International Islamic University Malaysia, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Universitas Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam, Mindanao State University Filipina, dan UNIDA (Universitas Darussalam) Gontor. “Sedangkan Thailand tidak termasuk karena belum bergabung dengan AICIF,” tambahnya.
Acara ini juga rutin diselenggarakan setahun sekali dan sudah berlangsung selama delapan tahun. “Visi AICIF sendiri adalah untuk fokus membahas tema Islamic Finance, termasuk didalamnya yakni bagaimana cara mengembangkan kekuatan keuangan Islam,” jelas Dr Umam, dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen UNIDA Gontor.
Secara lebih dekat hasil kerjasama AICIF bisa mulai dilihat dari perkembangan keuangan syariah di Indonesia yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sampai saat ini di Indonesia juga sudah mulai bermunculan lembaga pemerintahan keuangan syariah seperti, KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah), Departemen Syariah khusus untuk institusi OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan sebagainya.
“Alhamdulillah dengan adanya AICIF ini, dapat dilihat bahwa setiap tahun kami dapat terus konsisten mengadakan dan meramaikan konferensi atau seminar internasional keuangan syariah,” terang alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 1999 awal itu. Tentunya dengan saling bergandeng tangan dalam menyelesaikan masalah-masalah umat seputar keuangan Islam.
Atas terselenggaranya 8th ASEAN AICIF 2020 tersebut, direktur LAZISWAF (Lembaga Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) UNIDA Gontor ini berharap, “Semoga kerjasama antar berbagai lembaga pendidikan di berbagai negara ini tidak hanya sebatas seminar saja.” Akan tetapi, lanjutnya, bisa diperluas dengan beragam kegiatan positif lainnya seperti pengadaan penelitian, pembuatan buku, pertukaran pelajar, dan lainnya.
Walau, sejauh ini UNIDA Gontor sejatinya sudah terlebih dulu menjalin kerjasama dengan IIUM Malaysia, Unissula, serta UMY, dengan melakukan beberapa kegiatan yang dimaksud di atas. Namun, kegiatan tersebut tidak di bawah naungan AICIF.
Sebelumnya, Dr Khoirul Umam berkesempatan menjadi salah satu narasumber 8th AICIF dengan mengangkat tema, “Peran Pendidikan Keuangan Islam Terhadap Pemberdayaan Masyarakat: Pengalaman Gontor dalam Pendidikan Kemandirian”. Secara garis besar berbicara tentang jiwa kemandirian yang bertalian erat dengan jiwa keikhlasan dan kesederhanaan.
Pembahasan ini menarik kesimpulan bahwa hanya manusia dengan jiwa keikhlasan dan kesederhanaan yang mampu berdikari. Dan jika manusia mampu berdikari, maka dia akan mampu berperan dan membangun masyarakat.
Pembicaraannya pun dimulai dengan mengangkat problem pendidikan modern yang menjadikan manusia hanya sebagai faktor produksi. Padahal manusia dalam Islam kedudukannya sangat tinggi yaitu sebagai abdullah dan khalifah fi al-ardhi. Sehingga pendidikan Islam mendesain manusia mampu berperan bahkan sebagai aktor utama di muka bumi.
Semoga kehadiran AICIF ini bisa terus berdampak positif untuk membantu menjalin kerjasama dari dalam dan luar negeri. “Jika saat ini AICIF baru merangkup beberapa negara di ASEAN, semoga ke depan bisa lebih meluas lagi ke ASIA dan seluruh negara di dunia,” pungkas Dr Khoirul Umam, direktur PKU (Program Kaderisasi Ulama) UNIDA Gontor. [Edithya Miranti]