Jakarta, Gontornews — Selasa (2/2), tim Majalah Gontor dan Gontornews.com kembali menggelar Majelis Virtual Majalah Gontor secara live via Zoom Meeting dan Youtube Channel. Acara MVMG kali ini mengangkat tema, “Universitas Pesantren; Tantangan dan Harapan”. Turut hadir sebagai narasumber Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi Mphil (Rektor UNIDA Gontor), Dr Zulkifli Muhadli SH MM (Rektor Universitas Cordova), dan Dr Nashirul Haq (Ketua Umum DPP Hidayatullah).
Pada kesempatan tersebut, Dr Nashirul Haq menyampaikan bahwa peluang dan keunggulan perguruan tinggi pesantren diantaranya adalah keunggulan sistem pendidikan dan kurikulum integral, lingkungan dan tradisi Islami, kiai sebagai leader dan panutan, rekruitment raw input (alumni SLTA), dan standar output yang ideal.
Seharusnya dalam pendidikan perguruan tinggi Islam hal prioritas adalah pembentukan pribadi yang utuh dari semua aspek dari sisi ruhiyah. Bagaimana membangun paradigma al-Qur’an dengan menjadikan al-Qur’an sebagai basic, hingga kemudian dibentuk pikiran, jiwa, dan akhlaknya, baru setelah itu dijejali dengan ilmu.
Maka tantangan ke depan bagi perguruan tinggi Islam khususnya perguruan tinggi yang berbasis pesantren secara umum yakni harus melakukan pembaruan dan pengembangan kurikulum. “Jadi studi keislaman yang memang menjadi basic, namun pengembangan disiplin ilmu yang strategis menjadi fardhu kifayah,” terang pria yang menyabet gelar master dan doktor di IIUM (International Islamic University Malaysia) itu.
Lalu, lanjutnya, penguatan struktur organisasi, peningkatan kapasitas dan tata kelola kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, penyediaan fasilitas pendukung (perpustakaan, jaringan Itdll), pengembangan kerjasama antar lembaga luar negeri dan dalam negeri dengan memperkuat pengembangan program akademik, transmisi ilmu pengetahuan dan penguatan metodologi riset, pengembangan investasi pendidikan tinggi, dan lainnya.
Ketua umum DPP (Dewan Pengurus Pusat) Hidayatullah tersebut lantas menjelaskan beberapa hal terkait Perguruan Tinggi Hidayatullah antara lain PTH sejak awal telah berorientasi melahirkan sarjana kader dan leader, sistem PTH menganut sistem tarbiyah yang meliputi aspek ruhiyah, ilmiyah, jasadiyah, ijtima’iyah, dan qiyadiyah. serta dosen PTH berperan sebagai murobbi yang mencakup muallim (keilmuan), muaddib (akhlak), mursyid (ibadah), mudarrib (profesionalitas).
“Kami di sini telah menjadikan ayat pertama al-Qur’an, “Iqra’ bismirabbika alladziy khalaq” sebagai paradigma bahwa jika ingin ilmu itu memberi manfaat pada diri, umat, dan dunia, maka harus diawali dari bismirabbik artinya selalu diniatkan atas nama Allah SWT,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Pusat itu kepada Gontornews.com. <Edithya Miranti>