Ankara, Gontornews — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 27 Juli meyakini alih fungsi Hagia Sophia dari museum ke masjid menyenangkan para penganut agama apa pun.
Pernyataan Erdogan datang setelah konferensi pers yang diadakan setelah pertemuan Kabinet di ibukota Turki, Ankara.
Mengacu pada kritik yang diarahkan oleh kekuatan asing tertentu terhadap Turki setelah alih fungsi Masjid Agung Hagia Sophia, Erdogan bersumpah bahwa pemerintah Turki tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu urusan dan nilai-nilai internal negara itu.
“[…] sebagai salah satu simbol teratas peradaban kita, Hagia Sophia akan terus berfungsi sebagai tempat ibadah bagi bangsa kita, dunia Islam, dan semua Muslim,” kata Erdogan dikutip Hurriyetdailynews.com.
Ia menggarisbawahi bahwa total 500 penjaga akan dikerahkan secara permanen untuk melindungi permata arsitektur, yang dapat dikunjungi oleh orang-orang Kristen juga.
Pada 24 Juli, shalat Jumat di Masjid Agung Hagia Sophia menandai ibadah pertama di sana dalam 86 tahun.
Sekitar 350.000 Muslim ikut serta shalat Jumat, di dalam dan di luar masjid bersejarah di Istanbul, kota metropolis terbesar di Turki.
Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, yang membuka jalan untuk penggunaannya sebagai masjid.
Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun hingga penaklukan Istanbul, dan berfungsi masjid dari tahun 1453 hingga 1934 – hampir 500 tahun – dan berfungsi sebagai museum selama 86 tahun.
Pada tahun 1985, ketika menjadi museum, Hagia Sophia ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Selain menjadi masjid, Hagia Sophia juga merupakan salah satu tujuan wisata utama Turki dan akan tetap terbuka untuk pengunjung domestik dan asing. []