Antakya, Gontornews – Operasi Turki untuk mengusir para pejuang Kurdi dari kota perbatasan Suriah, Afrin, telah dimulai, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan dikutip oleh kantor berita Anadolu mengatakan pada hari Sabtu bahwa operasi di Afrin akan diikuti oleh sebuah serangan di Kota Manbij, Suriah bagian utara.
Turki menganggap Partai Persatuan Demokratik Kurdi Suriah (PYD) dan sayap bersenjata, YPG, “kelompok teroris” yang memiliki ikatan dengan Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang (PKK), telah melakukan perlawanan selama puluhan tahun di Turki.
Menurut perkiraan, ada sekitar 8.000 sampai 10.000 pejuang Kurdi di wilayah Afrin, Suriah.
Erdogan mengatakan, semua kelompok bersenjata Kurdi “semuanya sama” dan bahwa mengubah nama mereka “tidak mengubah fakta bahwa mereka adalah organisasi teror”.
Pernyataan Erdogan muncul tepat saat militer mengonfirmasi bahwa mereka telah meluncurkan serangan baru terhadap target pemberontak Kurdi di negara tetangga, Suriah.
Dalam beberapa hari terakhir, Erdogan telah berulang kali mengancam untuk menghancurkan pejuang bersenjata Kurdi Suriah.
Pada hari Jumat, Turki memobilisasi ribuan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) ke Provinsi Hatay di dekat perbatasan Suriah, sebagai bagian dari serangan yang direncanakan.
Anadolu melaporkan bahwa FSA yang didukung Ankara dikerahkan “di bawah keamanan yang ketat” dalam sebuah konvoi dari setidaknya 20 bus, dari Provinsi Kilis.
Stefanie Dekker dari Aljazeera yang melaporkan dari Antakya di Turki, mengatakan bahwa sebanyak 15.000 anggota FSA juga dimobilisasi di sebelah timur Afrin sebagai bagian dari operasi tersebut.
“Situasi di Afrin memanas. Ada peningkatan tembakan dari Turki ke Afrin,” kata Dekker.
“Ini sejalan dengan retorika politik yang keluar dari Ankara selama seminggu terakhir ini.”
Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Turki Nurettin Canikli mengatakan negaranya akan terus melakukan serangan militer di Afrin. Ia mengatakan pejuang Kurdi Suriah di sana menimbulkan ancaman “nyata” terhadap negaranya.
Ankara khawatir berdirinya sebuah koridor Kurdi di sepanjang perbatasannya.
Tahun lalu, Turki meluncurkan Operasi Euphrates Shield, di mana tentara FSA yang didukung Turki membersihkan sebagian besar Suriah utara dari pejuang bersenjata. [Rusdiono Mukri]