Manila, Gontornews — Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menegaskan bahwa Cina telah menawarkan saham usaha pengelolaan energi di wilayah Laut Cina Selatan. Kesepakatan tersebut akan otomatis terjalin andai mereka mencabut putusan pengadilan arbitrase internasional di Den Haag, Belanda, pada tahun 2016 silam.
Melalui putusan pengadilan arbitrase tersebut, Pemerintah Filipina disebut-sebut berhak untuk mengklaim kedaulatan negara di Laut Cina Selatan, sesuatu yang bertentangan dengan klaim Cina terhadap hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan.
“Singkirkan aturan tentang arbitrase tersebut,” kata Duterte mengutip pernyataan Presiden Cina, Xi Jinping, di kantornya, Selasa (10/9).
“Sisihkan klaimmu (atas wilayah Laut Cina Selatan), lalu izinkan semua orang terhubung dengan perusahaan Cina. Mereka ingin mengeksplorasi (wilayah Reed Bank yang berada di zona ekonomi eksklusif Manila). Jika ada sesuatu, kami akan cukup ramah dengan memberikan bagian 60 persen kepada anda dan 40 persen untuk mereka. Itulah janji Xi Jinping,” tambah Duterte sebagaimana dilansir Reuters.
Baru-baru ini, Duterte dan Xi Jinping mengadakan pertemuan antara Filipina dan Cina. Xi Jinping berjanji akan membagi saham terbesar bagi Filipina andai mereka mengabaikan putusan arbitrase yang mencakup wilayah kaya gas di Reed Bank yang terletak di zona ekonomi eksklusif Manila.
Cina juga disebut siap menjadi mitra dalam patungan usaha demi mengembangkan simpanan gas di Reed Bank. Terkait hal ini, Pemerintah Cina belum memberikan pernyataan terkait komentar Duterte mengenai kesepakatan tersebut.
Duterte berusaha bersahabat dengan Xi dan berharap mendapatkan investasi miliaran dolar dari Cina. Tapi di sisi lain, Duterte juga menghindari tantangan yang ditujukan oleh Cina atas kegiatannya di laut Cina Selatan termasuk pulau-pulau buatan yang disiapkan untuk latihan militer.
Meski demikian, Duterte belum memutuskan apakah akan mengambil tawaran dari Xi Jinping atau menolaknya. Pengadilan Flipina menegaskan bahwa Pemerintah memilik hak hukum untuk mengeksploitasi simpanan gas Reed Bank.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin mengatakan bahwa perjanjian awal antara Cina dan Filipina tidak akan melibatkan tentang siapa yang berhak untuk mengelola gas Reed Bank.
“Sangat jelas. Tidak ada posisi hukum yang bisa dikompromikan jika kita masuk ke dalam perjanjian ini,” kata Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin sebagaimana dilansir kantor berita ANC.
“(Keputusan pengadilan arbitrase Den Haag) final dan mengikat,” tambahnya menutup. [Mohamad Deny Irawan]