New York, Gontornews – Harga minyak dunia kembali jatuh pada Sabtu (16/4) pagi menjelang pertemuan produsen utama di Doha, Qatar. Para pedagang berspekulasi bahwa pertemuan tersebut tidak akan menghasilkan langkah-langkah efektif untuk mengekang kelebihan pasokan global.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, yang menjadi patokan AS, turun 1,14 dolar AS (2,7 persen) menjadi berakhir di 40,36 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan internasional, menetap pada 43,10 dolar AS per barel, turun 74 sen (1,7 persen) dari penutupan Kamis.
Setidaknya 18 negara produsen minyak mentah akan menghadiri pertemuan di Doha pada Minggu, sebagian besar dari OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi, dan beberapa produsen non-OPEC seperti Rusia, untuk membahas pembekuan produksi minyak mentah.
Namun, seorang pejabat Iran, sebelum pertemuan, mengatakan bahwa negaranya akan menolak setiap batasan pada produksi sebelum mencapai tingkat pra-sanksi.
“Pasar tentu saja berada di bawah tekanan untuk mengantisipasi pertemuan Doha ini,” kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates seperti dikutip AFP dan Xinhua.
“Ekspektasi begitu rendah sehingga produsen-produsen OPEC dan non-OPEC akan melakukan apa pun dengan rincian signifikan yang melekat padanya,” kata Lipow.
“Saya benar-benar memperkirakan mereka mengumumkan pembekuan dari tingkat produksi yang terlihat pada Januari atau Februari atau kombinasi keduanya, tanpa menetapkan jumlah aktual untuk itu dan meninggalkan pasar untuk menafsirkan berapa banyak produksi yang benar-benar berarti.”
Pasar naik minggu ini karena optimisme bahwa produsen-produsen utama bisa menyetujui pembekuan produksi untuk mengatasi bertahannya kelebihan pasokan global yang telah mendorong harga turun sekitar 60 persen sejak pertengahan 2014.
Para analis mengatakan hasil pertemuan bisa mengirim pasar melonjak atau jatuh.
Anggota utama OPEC, Arab Saudi, menegaskan tidak akan bergabung pada pembekuan produksi kecuali saingan regionalnya Iran melakukan langkah serupa. Iran, yang sedang bangkit dari sanksi-sanksi terkait nuklir yang dicabut pada Januari, diperkirakan akan mengabaikannya sampai produksinya mencapai tingkat pra-embargo.
Jumat, Teheran mengumumkan bahwa Menteri Minyak Bijan Zanganeh tidak akan bergabung dengan perundingan — yang sebaliknya akan dihadiri oleh perwakilan OPEC Republik Islam itu.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Shana, kementerian Iran juga mencatat bahwa “Iran sudah mengumumkan tidak dapat bergabung dengan rencana untuk menstabilkan harga minyak” sementara produksinya masih di bawah tingkat pra-sanksi.
“Iran mendukung upaya-upaya … untuk menstabilkan pasar dan mendukung harga,” kata juru bicara kementerian minyak Akbar Nematollahi.
“Perwakilan Iran akan pergi ke Doha untuk menjelaskan posisi Iran dan menghidupkan kembali upaya-upaya untuk memperbaiki situasi pasar.”
Sementara itu, pasokan minyak dunia merosot 0,3 juta barel per hari pada Maret menjadi 96,1 juta barel per hari, menurut laporan pasar minyak yang dirilis Badan Energi Internasional pada Kamis. [Dedi Junaedi]