Ramallah, Gontornews — Seorang diplomat Palestina mengatakan, Inggris bertanggung jawab atas semua kejahatan perang Israel sejak tahun 1948 di Palestina. Alasannya, Inggris berperan dalam pembentukan negara Israel melalui Deklarasi Balfour tahun 1917.
Pejabat Palestina mengatakan, awalnya ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour, awalnya ditujukan untuk membatasi gerakan Zionis. Namun, kemudian berubah menjadi kolonisasi terhadap wilayah Palestina yang diduduki oleh Kesultanan Ottoman.
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan kepada Liga Arab bahwa Inggris akan dimintai pertanggungjawaban atas dampaknya pada Palestina yang masih dirasakan sebagai bencana besar.
“Keputusan itu memberikan kepada orang yang tidak termasuk dan yang bukan milik mereka,” kata Maliki kepada Liga Arab, seperti dikutip Russia Today, Kamis (28/7).
Namun Palestina masih belum jelas ke mana akan menggugat Inggris. Pemerintah Inggris pun belum menanggapi hal tersebut. Langkah ini bagi Palestina merupakan hal yang perlu dilakukan karena merasa dirugikan oleh Inggris.
Untuk diketahui, Deklarasi Balfour (1917) adalah surat Menteri Luar Negeri Britania Raya/Inggris Arthur James Balfour kepada Lord Rothschild (Walter Rothschild, 2nd Baron Rothschild), pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis. Surat tertanggal 2 November 1917 itu berisi dukungan pemerintah Inggris atas rencana Zionis membuat ‘tanah air’ bagi Yahudi di Palestina.
Saat itu, sebagian terbesar wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Khilafah Turki Utsmani dan batas-batas yang akan menjadi Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot 16 Mei 1916 antara Inggris dan Prancis. Sebagai balasan untuk komitmen dalam deklarasi itu, komunitas Yahudi berusaha meyakinkan Amerika Serikat untuk ikut dalam Perang Dunia I. [Ahmad Muhajir/Rus]