Jakarta, Gontornews — Ulama Palestina Syech Nashief Nashier yang tengah berkunjung ke Indonesia memaparkan kondisi terakhir Masjidil Aqsha yang makin buruk keadaannya.
Dengan adanya perundang-undangan baru yang digagas Israel, penggunaan Masjidil Aqsha dibagi menjadi dua waktu untuk kaum Muslim dan Yahudi.
“Di sana, Masjidil Aqsha terbagi menjadi dua waktu penggunaan, setiap pukul 07.00-11.00 masjid digunakan untuk umat Islam, sedangkan khusus di hari Sabtu digunakan untuk peribadatan umat Yahudi,†ungkap Syech Nashief yang berkunjung ke Grha Pena Radar Cirebon, Selasa (3/5) siang dalam laman jawapos group tersebut.
Keterangan ini menunjukkan, sikap Israel terhadap kaum Muslimin di kompleks Masjidil Aqsha tidak berubah. Seperti yang terjadi pada Oktober 2014, sejumlah warga yang ingin melaksanakan shalat lima waktu di Masjidil Aqsha disambut tentara Israel dengan senjata api dan gas air mata. Situasi makin memanas karena warga Muslim tidak rela membiarkan keangkuhan itu terjadi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu enggan bertanggung jawab atas indisen tersebut. “Israel sangat menginginkan perdamaian di wilayah Yerusalem,†kata Netanyahu menanggapi hal itu, seperti dilansir Aljazeera.
Sebaliknya, Netanyahu meminta kaum Muslimin sendirilah yang harus bertanggung jawab akibat ulahnya di Masjidil Aqsha.
Pernyataan ini pun mendapat tanggapan dari Pemimpin Otoritas Palestina Mahmud Abbas. Abbas menyatakan pihaknya bakal mengajukan langkah hukum untuk melarang sepenuhnya warga Israel menyerobot lahan di kawasan sekitar Masjidil Aqsha, Yerusalem.
Menurutnya, kehadiran warga Yahudi yang dibiarkan polisi dan tentara Zionis, kerap menimbulkan kekacauan di kawasan suci umat Muslim tersebut. “Kami akan mengajukan langkah hukum ke organisasi internasional, terkait agresi yang banyak dilakukan pemukim Israel di kawasan Al-Aqsa,” kata Abbas seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya.
Abbas menegaskan, sesuai perjanjian internasional, Bait Suci tidak boleh dimasuki umat Yahudi. Mereka hanya boleh berdoa di Tembok Ratapan, di bawah bukit lokasi Masjidil Aqsha. Adapun bagi penganut Yudaisme, plaza Mughrabi di atas bukit dekat masjid, adalah kawasan paling suci.
Di wilayah yang menjadi kebanggaan umat Islam tersebut, tentara Israel terus menebar ancaman terhadap warga Palestina. Para tentara Israel menjaga ketat akses masuk wilayah Masjidil Aqsha dengan persenjataan lengkap. Mereka juga menerapkan peraturan sepihak hanya warga yang berusia di atas 50 tahun ke atas saja yang boleh masuk ke tempat suci umat Islam tersebut.
Seperti diketahui, pada hari Kamis 27 Rajab 1437 Hijriyah yang bertepatan tanggal 5 Mei 2016 ini, umat Islam seluruh dunia memeringati Isra Mi’raj yaitu peristiwa bersejarah yang memiliki hubungan dengan Masjidil Aqsha.
Selain menjadi kiblat pertama umat Islam, Masjidil Aqsha juga menjadi saksi peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsa ke langit ketujuh (Sidratul Muntaha) yang merupakan tempat tertinggi.
Namun sejak tahun 2009, Israel mengeluarkan kebijakan yang sangat menyakitkan hati umat Islam. Selain menyulitkan warga Muslim Palestina untuk melaksanakan shalat wajib di Masjidil Aqsha, aturan tersebut juga menyulitkan warga Muslim melaksanakan shalat Jumat, ibadah di bulan suci Ramadhan dan bulan-bulan mulia lainnya.
Sementara, warga Yahudi dengan leluasa menginjakkan kakinya di wilayah suci umat Islam untuk melakukan berbagai ritual kepercayaannya, bahkan ada yang menggelar pesta pernikahan secara diam-diam di kompleks Masjidil Aqsha itu. Tindakan sewenang-wenang ini memicu ketegangan antara warga Muslim di Palestina dan tentara Israel terutama pada jam-jam waktu shalat. [Ahmad Muhajir/Rus]