London, Gontornews — Lebih dari setengah anak-anak di dunia berisiko akibat konflik, kemiskinan atau diskriminasi gender. Demikian laporan badan amal internasional, Save the Children, yang berbasis di Inggris.
Dalam laporan yang diterbitkan pada hari Rabu (30/5), mereka mengatakan setidaknya 1,2 miliar anak di bawah umur menghadapi salah satu dari ancaman ini, dan 153 juta menghadapi ketiganya.
Penelitian berjudul The Many Faces of Exclusion, itu diumumkan menjelang Hari Anak Internasional pada 1 Juni.
“Tanpa tindakan segera, kami tidak akan pernah memenuhi janji yang dibuat tiga tahun lalu oleh setiap negara di PBB pada tahun 2015 untuk memastikan bahwa pada tahun 2030 setiap anak bertahan hidup, belajar dan dilindungi,” kata CEO Save the Children Helle Thorning-Schmidt dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Aljazeera.
“Pemerintah dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk memberi setiap anak permulaan terbaik dalam hidup.”
Sekitar satu miliar anak hidup di negara-negara di mana kemiskinan meluas, 240 juta di negara-negara yang sedang mengalami konflik, dan 575 juta anak perempuan tinggal di negara di mana diskriminasi gender biasa terjadi.
Kondisi yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, kebebasan dan keselamatan anak-anak telah memburuk selama dua belas bulan terakhir di 58 dari 175 negara yang disurvei, dibandingkan dengan hasil penelitian yang diterbitkan oleh Save the Children tahun lalu. [Rusdiono Mukri]