Depok, Gontornews — Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) tahun 2005 kembali menggelar kajian bulanan pada Ahad (16/2/2025). Silaturahmi alumni yang digelar di bilangan Beji, Depok, Jawa Barat itu pun dihadiri sejumlah alumni putri dan membahas terkait, Perencanaan Keuangang Keluarga.
Dalam pemaparannya, Ustadzah Viska Restiani CTMR (Certified Trainer Magnet Rezeki), selaku pemateri dan tuan rumah menjelaskan, “Jika masyarakat sadar emas, ekonomi keluarga in syaa Allah aman, karena di mata emas, nilai rupiah turun.” Maka dari itu, kita harus membangun kebiasaan untuk memaksa “sisihkan” ke emas saat ada income, minimal 10% dari income yang kita dapat tiap bulannya. “Jangan tunggu dsisakan baru nabung,” tekan ibu tiga anak asal Banten tersebut.
Muslimah cantik ini pun menambahkan bahwa emas bukan investasi, tapi saving haven, atau penyelamat harta. Budaya “cicil” di masyarakat yang menjadikan kita lebih konsumtif, akhirnya justru menggiring masyarakat ke hal yang kurang baik di akhirnya. Semisal ketika tidak mampu membayar cicilan, banyak yang mengambil solusi cepatnya dengan memakai jasa pinjaman online (pinjol). “Dan ini yang membuat kita takut karena dampaknya tidak main-main, bahkan ada yang sampai stres dan bunuh diri,” sambung alumnus Pondok Modern Gontor itu.
Masyarakat juga harus tahu bahwa cicil itu membeli harga masa depan dengan harga hari ini. Sedangkan nabung emas, membeli harga hari ini dengan harga masa depan. Ia lantas memberikan tips membeli emas seperti pastikan 24 karat, pastikan spreadnya terbaik atau terendah. “Dan pastikan yang emasnya syarat makna, semisal Dinar Khoiru Roziqin,” tutup Finansial Konsultan PT Dinar Khoiru Roziqin Indonesia itu kepada Gontornews.com.
Acara pun kemudian dilanjutkan dengan nonton bareng film Islami Keajaiban Air Mata Wanita (Kamawa), yang terinspirasi dari buku Rahasia Magnet Rezeki. Lewat film ini, penonton bisa memetik beberapa hikmah kehidupan di antaranya, kekuatan dan ketabahan dalam menjalani ujian hidup, pentingnya menghargai hidup, serta kekuatan cinta dan kasih sayang. Sedangkan pesan moral dari filmi ini antara lain, jangan menyerah, pentingnya saling memafkan dan menghargai diri sendiri, serta penting membangun jaringan dukungan. [Edithya Miranti]