Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan topik yang hangat dibicarakan. Banyak pihak mengakui manfaatnya dalam menghasilkan aneka produk cerdas. Meski begitu, ada juga pihak yang mulai khawatir, ketika aplikasi AI digunakan untuk kepentingan militer dan mesin perang.
Adik-adik, tahu apakah AI? Secara sederhana, Artificial Intelligence didefinisikan sebagai kecerdasan buatan, satu entitas ilmiah bidang komputer dan informatika untuk meniru proses logika otak manusia. Beberapa macam bidang yang biasa menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika.
Banyak hal sulit dan lama dikerjakan manusia awam, dengan teknik komputasi dan informatika bisa relatif mudah dan cepat dilakukan. Antara lain pekerjaan mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, ada hal yang bagi manusia amat mudah dan hanya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit dan rumit untuk direalisasikan dalam program informatika. Contohnya pekerjaan mengenal objek/muka, menulis tangan, bersuara, berekspresi sedih dan senang, atau bergerak lentur seperti menari dan bermain sepak bola.
Riset AI telah membentuk cabang amat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi kecerdasan sebuah mesin. AI juga menyangkut pembuatan mesin otomatisasi tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk di dalamnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Sistem AI telah menyandi ilmu tersendiri untuk solusi masalah kehidupan yang semakin kompleks. AI juga telah digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, sejumlah aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game.
Melalui AI, manusia bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tetapi juga mengkonstruksinya dalam program-program aplikatif sebagai solusi masa depan segala masalah kehidupan. Secara garis besar, AI terbagi ke dalam dua paham pemikiran, yaitu AI Konvensional dan Kecerdasan Komputasional (CI, Computational Intelligence). AI konvensional kebanyakan melibatkan metode-metode yang sekarang diklasifiksikan sebagai pembelajaran mesin, yang ditandai dengan formalisme dan analisis statistik. Dikenal juga sebagai AI simbolis, AI logis, AI murni dan AI cara lama (GOFAI, Good Old Fashioned Artificial Intelligence).
Sementara itu, CI antara meliputi pengembangan sistem pakar, jaringan bayesian, jaringan syarat, sistem fuzzy, dan komputasi evolusioner. Sistem pakar menerapkan kapabilitas pertimbangan untuk mencapai kesimpulan. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada informasi-informasi tersebut.
Jaringan Bayesian menempatkan AI berdasar tingkah laku, pembelajaran iteratif (misalnya penalaan parameter seperti dalam sistem koneksionis. Pembelajaran dilakukan berdasarkan pada data empiris dan diasosiasikan dengan AI non-simbolis, AI yang tak teratur dan perhitungan lunak.
Jaringan Saraf meliputi pengembangan sistem dengan kemampuan pengenalan pola yang sangat kuat. Sedang Sistem Fuzzy menerapkan teknik pertimbangan untuk kondisi ketidakpastian. Teknik ini telah digunakan secara meluas dalam industri modern dan sistem kendali produk konsumen.
Sementara itu, Komputasi Evolusioner menerapkan konsep-konsep yang terinspirasi secara biologis seperti populasi, mutasi dan prinsip kompetisi “survival of the fittest” untuk menghasilkan pemecahan masalah terbaik. Metode yang berkembang di dalamnya adalah algoritme evolusioner (misalnya algoritme genetik) dan kecerdasan berkelompok (misalnya algoritme semut). Dalam praktiknya, AI dan CI sering membentuk sistem cerdas hibrid.
Kecerdasan buatan sebagai disiplin akademis dimulai tahun 1956. Mulai-mula AI, jaringan syaraf, mesin pembelajaran, robotika, jaringan syaraf tiruan, sistem fuzzy logic, mesin otomatisasi, dan sistem komputer hibrid. Riset-riset SAI meliputi program penalaran, pengetahuan, perencanaan, pembelajaran, pengolahan bahasa alami, persepsi dan kemampuan untuk bergerak dan memanipulasi objek. Aplikasi AI kini tak terbatas bidang ilmu komputer, melainkan juga bidang ilmu-ilmu lain seperti matematika, psikologi, linguistik, filsafat, ilmu saraf, psikologi buatan dan banyak lainnya.
Mulai abad ke-21, teknik AI telah mengalami kebangkitan bersama kekuatan industri komputer dan informatika. Analisis sejumlah besar data, pemahaman teoritis dan teknik AI kini telah menjadi bagian penting dari pengembangan aneka industri berbasis teknologi, membantu memecahkan banyak masalah menantang dalam ilmu komputer, otomatisasi, informatika dan saibernetika.
Dedi Junaedi