Tegal, Gontornews– Musim kemarau masih membawa dampak kekeringan di berbagai daerah di Jawa. Salah satunya di Desa Semedo, Kecamatan Kedung Banteng, Tegal, Jawa Tengah. Di desa yang menjadi lokasi penemuan fosil hewan masa lalu ini telah mengalami kekeringan sejak beberapa bulan lalu. Sumber air mengering, memaksa warga mengambil air ke luar desa atau harus membeli.
Melihat kondisi ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Tegal bersama relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mendistribusikan air bersih di wilayah Desa Semedo. Sebanyak 345 kepala keluarga mendapatkan distribusi air. Sebanyak 14 ribu liter air dikirim menggunakan Humanity Water Tank.
Ketua MRI Tegal Gunawan Andriy mengatakan, hingga akhir pekan lalu, ACT Tegal telah mendistribusikan 64 liter air bersih bagi warga di Kabupaten Tegal. Luasnya dampak kemarau membuat kebutuhan air bersih di kabupaten yang bertetangga dengan Brebes ini cukup tinggi.
“Masih banyak desa yang belum menikmati air bersih, karena luasnya kekeringan. ACT dan tim MRI akan terus meluaskan distribusi air,” ungkapnya dilansir dari laman act.id
Kekeringan yang melanda Tegal membawa banyak dampak. Selain sulitnya mendapatkan air bersih, pertanian juga mengalami kendala akibat kurangnya persediaan air untuk pertanian.
Kepala Desa Semedo Fatchul Qori menyambut baik distribusi air yang dilakukan ACT Tegal. Dalam beberapa bulan terakhir ini memang air menjadi keperluan yang paling mendesak di Semedo.
“Kami sangat berterima kasih atas kiriman air ini. Di sini (Semedo) memang tiap tahun selalu mengalami kekeringan,” ungkapnya.
Selain di Tegal, ACT juga hingga saat ini masih terus mendistribusikan air bersih ke berbagai wilayah terdampak kekeringan. Selain di Jawa Tengah, daerah lain seperti DI Yogyakarta juga mendapatkan kiriman air. Humanity Water Tank menjadi andalan tiap kali melakukan distribusi air ke berbagai daerah.[Hafidh]