Ponorogo, Gontornews — Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Agar kepribadian anak terbentuk secara maksimal diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak. Karena pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh berbagai fase yang akan dilalui si anak.
Sebagai pendidik utama, orangtua harus menjadi pendidik terbaik untuk anak. Terlebih karena poin penting pembentukan karakter anak bergantung pada peran besar orangtua di dalam keluarga. Seorang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan pantang menyerah, saat ia selalu termotivasi oleh orangtuanya. Sebab persepsi positif dan motivasi orangtua dapat berpengaruh sangat baik untuk masa depan anak. Demikian sebaliknya.
Contoh, jika kita dapati orangtua yang selalu menganggap anaknya nakal. Akibatnya anak pun akan kesulitan untuk mau berubah menjadi lebih baik. Pasalnya ia selalu dicemooh dan dianggap buruk oleh orangtua.
Selain keluarga, ternyata sekolah dan masyarakat juga berperan penting dalam pembentukan karakter. Khususnya lagi pembentukan kecerdasan emosional anak.
Sehingga sebelum anak bersekolah, orangtua harus betul-betul mencermati kapabilitas para guru selaku pendidik kedua. Karena terkadang pengaruh guru justru lebih kuat daripada pengaruh keluarga di rumah.
“Ketika anak berinteraksi di sekolah, begitu banyak yang ia lihat dan ia dengar. Baik dari teman maupun guru,†ungkap Sunan Autad Sarjana Lc Dosen Syariah di Universitas Darussalam Gontor, kepada Gontornews. Pikiran anak pun, tidak sedikit yang dicurahkan untuk menyelesaikan berbagai tugas di sekolah.
Maka, sambung ayah dua orang anak ini, tak dipungkiri lagi bahwa sekolah juga berandil besar dalam membentuk karakter anak. Sehingga dalam memilih sekolah, orangtua tidak boleh sekadar melihat alasan akademis semata. Namun lihat juga kondisi lingkungan sekolah, mencakup guru dan teman-temannya.
Orangtua pun juga harus mencermati lingkungan sekitar tempat anak biasa bergaul. Jika memungkinkan dekatkan anak pada lingkungan masjid. Dengan begitu anak akan jauh dari pergaulan buruk dan justru mendapati  energi spiritualitas yang kuat. [Edithya Miranti/Dedi Junaedi]