Ponorogo, Gontornews — Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Darussalam Gontor yang berada di bawah naungan Fakultas Humaniora Universitas Darussalam Gontor menggelar acara screening publik sekaligus sosialisasi jurusan.
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Darussalam Gontor membidik alumnusnya untuk menjadi Public Communications Service, Public Relations, Researcher dan Broadcaster yang kompeten, profesional dan berjiwa Islami.
Ilmu Komunikasi Universitas Darussalam Gontor memiliki dua konsentrasi: Broadcasting (Penyiaran) dan Public Relation (Hubungan Masyarakat). Kedua konsentrasi prodi tersebut mengintegrasikan Ilmu Komunikasi dengan Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Khusus konsentrasi bidang Broadcasting, terdapat mata kuliah Sinematografi yang diampu oleh Al-Ustadzah Nur Aini Shofiya Asy’ari, M.I.Kom. Tugas akhirnya, yaitu membuat karya film berupa short movie.
Short movie tersebut ditampilkan langsung kepada seluruh Siswa Akhir KMI 2024 “Integrated Generation” Pondok Modern Darussalam Gontor di Auditorium Gontor Kampus 2 pukul 20.00 WIB, pada Jumat, 23 Februari 2024 lalu.
“Prodi Ilkom merupakan jurusan yang diminati banyak orang, karena bisa bekerja di bagian mana saja, seperti Content Creator, Admin Media Sosial, Designer, Editor, Photografer, dan masih banyak lagi, meskipun saya bukan prodi itu tapi saya agak sedikit tahu,” kata Al-Ustadz Rifky Yulian Syah Bagus Baskoro, S.Th.I., M.Ag., selaku Koordinator Biro Administrasi Keuangan (BAK) Universitas Darussalam Gontor Kampus Rabithah, seperti dilansir Hops.ID, pada Selasa, 27 Februari 2024.
Selanjutnya, sosialisasi Prodi Ilmu Komunikasi kepada seluruh Siswa Akhir KMI 2024 yang sebentar lagi akan lulus menjadi Alumni Gontor. Sosialisasi tersebut disampaikan oleh Al-Ustadz Bambang Setyo Utomo, M.I.Kom., selaku Ka Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Darussalam Gontor.
Terdapat tiga karya film yang ditayangkan pada malam itu. Pertama, Terlambat, menceritakan sebuah penyesalan seorang santri karena belum memiliki tekad yang tinggi untuk belajar dan selalu melanggar disiplin dan sunnah Pondok, yang di kemudian hari ayahnya meninggal dunia.
Kedua, Bias, menceritakan seseorang yang selalu menyalahkan orang lain di setiap kehidupannya, sampai akhirnya dia sadar bahwa semuanya itu perbuatan dan kesalahannya sendiri.
Ketiga, Sandal yang Tertukar, menceritakan tentang kisah hidup perjalanan masa-masa menjadi santri yang belum mengerti akan pentingnya sebuah ilmu dan selalu berbuat perkara dosa-dosa kecil, salah satunya mengambil sandal yang bukan miliknya.[Fathur]