Ponorogo, Gontornews — Setelah DASS Peringatan 80 Tahun Gontor pada 2006, kini pagelaran Panggung Gembira bernama Darussalam All Starts Show (DASS) sebagai salah satu rangkaian Peringatan 90 Tahun Gontor akhirnya datang juga. Panggungnya sudah berdiri tegak di Lapangan Hijau Gontor sejak Rabu (7/9).
Berbeda dengan Drama Arena dan Panggung Gembira yang setiap tahun diselenggarakan, Darussalam All Starts Show (DASS) terselenggara sepuluh tahun sekali. DASS levelnya di atas PG dengan gebyarnya yang luar biasa.
“Berbeda dengan PG, guru-guru dan mahasiswa yang memiliki bakat terbaik di bidang seni akan berkolaborasi dengan santri-santri pilihan dari kelas 1–6 Kulliyatu-l-Mu‘allimin Al-Islamiyah (KMI) untuk menampilkan penampilan terbaik mereka pada acara DASS 90 Tahun Gontor nanti,” kata Ardhika, menjelaskan perbedaan PG dengan DASS.
Kamis malam ini, 8 September 2016, DASS akan menciptakan malam nanti menjadi indah bagi para penikmat seni dan keterampilan santri yang dikolaborasikan dengan kreativitas guru-guru.
“Acara yang penuh dengan kreativitas seni ini, bisa dikatakan, berada setingkat di atas Panggung Gembira, walaupun keduanya memiliki konsep yang hampir sama. Konsep acaranya berpatokan pada penyelenggaraan Panggung Gembira. Namun, keterampilan seni yang akan dipertunjukkan diupayakan lebih menghibur, inovatif, dan memukau,” ujar Ardhika Wahyu Kuncoro, selaku Penanggung Jawab Acara dari Panitia Pelaksana DASS 90 Tahun Gontor pada awal latihan DASS, Selasa (16/8) bulan lalu.
Lanjut Ardhika, acara DASS sengaja dikonsep lebih spektakuler sesuai namanya, karena latar belakang dan tujuan penyelenggaraannya berbeda dengan PG yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun oleh siswa kelas 6 KMI. Panggung Gembira merupakan puncak acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy. Sedangkan DASS diadakan secara khusus dalam rangka memperingati milad Gontor yang ke-90.
“Idenya muncul pertama kali sepuluh tahun silam, tahun 2006, yaitu pada Peringatan 80 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor. Pada tahun itulah, Gontor menggelar DASS untuk pertama kalinya. Maka, DASS yang akan dilaksanakan pada Kamis malam ini, tanggal 8 September 2016, merupakan yang kedua sepanjang sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor,” ungkap Ardhika.
Lebih dari itu, Ardhika menambahkan, DASS ini digelar di tempat terbuka yang lebih luas, yaitu bertempat di Lapangan Hijau Pondok Modern Darussalam Gontor. Acara ini tidak sama dengan PG yang–sebenarnya–diperuntukkan bagi santri-santri dan guru-guru seperti biasa di depan Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM). Sebagai salah satu acara dalam agenda besar Peringatan 90 Tahun Gontor, DASS bertujuan menghibur sekaligus mendidik masyarakat luas, tidak hanya keluarga pondok.
Bertempat di lapangan terbuka, panggung untuk DASS memang lebih besar dibandingkan panggung yang dipasang untuk PG. Menurut Ardhika, panggung yang disiapkan untuk DASS berukuran 20 x 10 meter persegi. Panggung untuk PG lebih kecil, hanya berukuran 18 x 6 meter persegi. Sedangkan background-nya didesain ulang, tidak menggunakan backgroundPG seperti halnya DASS pada Peringatan 80 Tahun Gontor. Kata Ardhika,background DASS tahun ini lain dari yang lain, bentuknya tidak simetri lipat seperti biasanya.
Kepanitiaan DASS kali ini diketuai oleh tiga orang guru yang sangat berpengalaman dalam penyelenggaran acara pentas seni. Mereka adalah Andika Putra Rianda, Badrut Tamam, dan M. Abdullah. Ketiganya bekerja sama dengan guru-guru yang terlibat di kepanitiaan Peringatan 90 Tahun Gontor Divisi Kegiatan Santri, dibantu sejumlah santri kelas 5 dan 6 KMI untuk mengonsep dan menyelenggarakan acara. Dari data panitia, santri dan guru yang dilibatkan untuk tampil memeriahkan DASS 90 Tahun Gontor ini mencapai 1.000-an lebih. [Muhammad Khaerul Muttaqien/DJ]