Gontornews – Masa balita (bawah lima tahun) merupakan masa emas dalam perkembangan manusia, sebab pada masa tersebut, perkembangan otak masih sangat pesat. Untuk itu, mengisi masa tersebut dengan dongeng dan cerita sangat membantu dalam memaksimalkan perkembangan otak anak.
Pemateri Parenting dan juga Pendongeng, Eka Wardhana menjelaskan, berdongeng atau bercerita merupakan salah satu cara ampuh dalam memanfaatkan masa emas buah hati.
“Karena dongeng dan cerita sangat sesuai dengan perkembangan otak balita,” jelasnya.
Pendiri Rumah Pencil Publisher itu juga memberikan contoh, pertama pada saat anak berusia 2 tahun, anak mulai mengerti beberapa kata sederhana. Bercerita akan menambah kaya kosakatanya.
Kemudian, pada usia 2,5 tahun, anak mulai mengikuti rutinitas harian, seperti memakai baju, makan pagi, dan lain sebaginya. “Nah, ia juga akan bisa mengikuti rutinitas bercerita sebelum tidur,” jelasnya lagi.
Lalu, lanjut laki-laki yang akrab dipanggil Kak Eka, saat anak di usia 3 tahun, anak mulai lebih sering mengatakan “Ya” dibanding sebelumnya yang lebih sering bilang “Tidak”. Sementara cerita-cerita yang dibacakan akan membuatnya lebih ramah, terbuka dan fleksibel.
Selain itu, di usia 3 tahun, kosakata anak juga mulai banyak, dan mereka suka kata-kata baru. Mendengar cerita dari buku akan membuatnya menemui banyak sekali kata-kata baru.
Pendongeng dan juga penulis buku-buku anak itu juga melanjutkan, di usia 3,5 tahun, anak mulai suka mengucapkan kata baru, tetapi mereka akan kesulitan mengucapkan kata yang sulit. Kegiatan bercerita akan membantunya mengenal kata baru.
“Ini lebih sering sehingga ia nanti lebih mudah mengucapkan kata-kata sulit,” kata Kak Eka.
Kemudian di usia 4 tahun, imajinasi anak sangat aktif. Bercerita akan membuat subur imajinasi ini. Hal yang harus diperhatikan orangtua, imajinasi merupakan bahan kreativitas.
“Anak yang imajinasinya tetap subur sampai dewasa akan jadi orang yang lebih kreatif,” jelas bapak empat anak itu.
Di usia 4,5 tahun, menurut Kak Eka, anak mulai mengenal konsep baik dan buruk serta merasa dalam fitrahnya, bahwa Tuhan itu kuat tapi baik. Bercerita kisah teladan islami akan memperkuat akidah anak di masa ini.
Lalu, saat anak berusia 5 tahun, anak mulai senang membaca dan menulis, kegiatan bercerita akan sangat membantu anak. “Anak pada usia tersebut mulai mengembangkan ide kekerasan, bercerita kisah teladan islami membantunya melembutkan ide kekerasan itu,” tutupnya. []