Jerusalem, Gontornews—Setiap tanggal 27 Rojab umat Islam diseluruh dunia memeringati peristiwa bersejarah Isra Mi’raj yaitu peristiwa diperjalankannya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) kemudian berlanjut ke langit ketijuh (Sidrotul Muntaha). Namun Bangsa Yahudi di Israel terus berupaya merebut Masjidil Aqsha yang menjadi kiblat pertama umat Islam seperti yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an Surat Al-Isra.
Penguasaan Israel atas kompleks Masjidil Aqsha ini bukan tanpa bukti. Al-Aqsa Foundation melaporkan, sejak puluhan tahun silam, Israel menjalankan rencana liciknya dengan membangun terowongan-terowongan untuk menghancurkan Masjidil Aqsha. Salah satu dari terowongan tersebut digali dari selatan melintasi bagian bawah sebuah sekolah ke arah utara dinding masjid Al-Aqsa. Terowongan-terowongan lainnya membentang dari arah barat daya ke wilayah Bab a-Sahera yang oleh komunitas Yahudi dikenal dengan nama pintu gerbang Herod, yang terletak di dinding utara Kota Tua Yerusalem.
Al-Aqsa Foundation juga memaparkan data bahwa otorita Israel berencana untuk menghubungkan terowongan-terowongan itu dengan terowongan yang sudah dibangun di distrik Silwan, yang membentang dari sisi selatan Masjidil Aqsha, tepat di bawah Masjid Aqsa dan sekitarnya. Terowongan-terowongan tersebut digali ke arah Masjid Aqsha, dan melintasi bagian bawah rumah-rumah penduduk di Al-Quds. Penggalian terowongan yang dilakukan rezim zionis ini juga telah menghancurkan bangunan-bangunan milik Muslim di sekitarnya.
Hal ini dibenarkan oleh Komite pertahanan Kota Silwan Fakhri Abu Adib yang mengungkap bahwa telah terjadi ledakan besar yang mengguncang kota dan mengakibatkan longsor besar di dekat dinding selatan Masjidil Aqsha. Longsor ini bukan yang pertama kali, sebelumnya ada atap dari salah satu sekolah roboh menimpa beberapa siswa yang sedang berada di dalam kelas, selain itu beberapa kali terjadi longsor di jalan-jalan dan retakan pada dinding rumah di dekat daerah penggalian. “Warga Palestina khawatir akan dampak longsor itu terhadap Masjidil Aqsha,†ungkapnya.
10 Fase Penghancuran Â
Misi Zionis untuk menghancurkan Masjidil Aqsha sebenarnya sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam. Hal ini diungkapkan Nawwaf al-Zuru, pakar Zionisme dalam sebuah artikelnya berjudul “10 Fase Menghancurkan Masjid Al-Aqsa Telah Dilaluiâ€, menerangkan bahwa fase pertama dilakukan Israel pada tahun 1967 hingga akhir tahun 1968 dengan menggali terowongan 70 meter di selatan Masjid Al Aqsha di belakang menara masjid.
Fase kedua dilakukan tahun 1969 – 1970 dengan menggali terowongan 80 meter dari pagar Masjid Al Aqsha. Fase ketiga, pada tahun 1970 – 1973, menggali terowongan di bawah Mahkamah Syariah dan di bawah lima pintu Masjid Al Aqsha, Al-Musalsal, Al-Muthahirah, Al-Qatthanin, Al-Hadid, dan Alauddin Al-Basyri di samping terowongan yang ada di bawah empat masjid dan menara Masjid Qaithabi dan Suuq Al-Qatthanin.
Fase keempat dan lima dilakukan sejak tahun 1973 – 1975 dengan penggalian daerah bagian belakang gerbang selatan sepanjang bagian timur bawah Masjid Al Aqsha, pagar Masjid Al Aqsha bagian timur sepanjang 80 meter juga mencakup penggalian bagian bawah Masjid Al Aqsha. Fase keenam dilakukan mulai tahun 1975 dengan tujuan menghilangkan kuburan Sahabat Nabi dan mendirikan beberapa tempat pariwisata nasioal Israel di atasnya.
Fase ketujuh dilakukan sesuai dengan proyek Dewan Kementerian Israel tahun 1975 yang mencaplok infrastruktur milik Islam secara final hingga pagar Al-Barraq (al-Mabkaa) dan diteruskan dengan dilanjutkannya penggalian-penggalian di bawah bangunan Mahkamah Syariat dan perpustakaan Al-Khalidiah dan pojok Abu Madin al-Ghauts dan semuanya telah roboh ditambah 35 rumah warga lainnya.
Fase kedelapan, merupakan penggalian yang sangat berbahaya yang pernah di alami Masjidil Aqsha pada tahun 1980-an. Saat itu penggalian dilakuan dibawah Masjidil Aqsha secara sembunyi-sembunyi namun diketahui lembaga Al-Aqsha dan departemen Waqaf di Al-Quds sehingga sempat terjadi bentrokan antara Israel dengan jamaah shalat.
Fase kesembilan dilakukan tahun 1981 bermula di bagian bawah pintu Al-Muthahharah antara pintu Al-Silsilah dan Al-Qathanin hingga ke pintu Magharibah hingga ke bawah Masjid Al Aqsha. Israel mengklaim bahwa tembok yang terdapat di terowongan adalah milik haikal Sulaiman yang mereka sebut dengan terowongan Hasyumunaim.
Pada fase ini penggalian terowongan hingga ke sebelah utara Masjidil Aqsha. Akibat aktifitas penggalian ini sejumlah bangunan, gedung sekolah dan bangunan pertokoan mengalami kerusakan bahkan roboh. Penggalian ini juga mengakibatkan robohnya gerbang utama Departemen Waqaf. Fase kesepuluh dilakukan disebagian terowongan Hasyumunaim yang dibuka setelah hari raya Pengampunan Yahudi Senin 24 September 1999 dengan panjang 250 meter.
Pengumuman pembukaan yang dihadiri oleh pejabat tinggi Israel ini memicu bentrokan antara Israel dan Palestina yang paling sengit dan Pemerintah Israel menutupnya. Israel juga menggali terowongan di bawah Masjidil Aqsha sepanjang 400 meter dari kampung Barat Arab memanjang hingga di pondasi-pondasi tembok Al-Barraq di bawah ke utara kampung Islami.
Upaya lain juga dilakukan Israel dengan membangun pemukiman warga Yahudi disekitar Kompleks Masjidil Aqsha. Ironisnya, mereka kerap melarang penggunaan pengeras suara adzan di Masjidil Aqsha dengan alasan mengganggu warga Yahudi. Setelah menguasai Masjidil Aqsha, Yahudi akan mengubah kompleks tersebut menjadi “Kuil Sulaiman” yang sudah menjadi cita-cita Zionis sejak lama. Yahudi meyakini bahwa Kuil Sulaiman merupakan pusat dari dunia dan pusat seluruh kepercayaan dan pemerintahan segala bangsa.
Mereka menganggap Kuil Sulaiman harus sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas singgasananya. Jika Messiah sudah bertahta di atas singgasana Haikal Sulaiman, maka Messiah itu akan memimpin kaum Yahudi untuk memerangi siapa pun yang tidak mau tunduk pada The New World Order, yakni si Yahudi itu sendiri. Sejak Zionis Yahudi mendeklarasikan berdirinya Negara Israel 14 Mei 1948, mereka semakin leluasa mewujudkan cita-citanya itu. Amerika Serikat sebagai sekutunya selalu melindungi Israel agar tidak kena sanksi internasional.
Bahkan Presiden Barack Obama dalam salah satu pidatonya di konfrensi American Israeli Political Action Committee (AIPAC) mengatakan bahwa Amerika akan menjadi sekutu bahkan lebih dari itu, dan Amerika tidak tinggal diam dalam melindungi Israel. Siapa yang mengancam Israel maka dia mengancam Amerika juga. [Ahmad Muhajir/DJ]