Bashiqa, Gontornews – Untuk merebut kembali Kota Mosul yang dikuasai ISIS, pasukan Irak dan koalisi pimpinan AS mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara. Sementara jumlah pejuang ISIS di Mosul dan sekitarnya ditaksir hanya sekitar 5 ribu orang. Demikian Al Jazeera mengabarkan Kamis (20/10).
Dengan jumlah tentara yang tak seimbang ini, pasukan Irak berharap bisa mengambil alih Mosul dalam hitungan minggu, atau jika tidak dalam hitungan bulan.
Amer al-Jabbar (30), tentara pasukan khusus Irak, mengaku senang bisa mengambil bagian dalam serangan itu dan berharap bisa membalas kematian dua saudaranya yang tewas saat berperang untuk pasukan keamanan Irak.
“Saya mempunyai saudara yang menjadi martir pada tahun 2007 dan yang lain menjadi martir pada tahun 2014,” paparnya seperti dikutip AP. “Saya ingin membalaskan dendam mereka dan saya siap untuk mati.”
ISIS mengambil alih Mosul dalam serangan dari utara Irak pada tahun 2014, dan pemimpin ISIS Abubakar al-Baghdadi mengumumkan pembentukan kekhalifahan gadungan dari mimbar masjid Mosul.
Mosul adalah kota terbesar yang dikuasai oleh kelompok bersenjata dan benteng kota besar terakhir di Irak.
AS melatih pasukan khusus Irak yang dipandang jauh lebih mampu dari aparat keamanan Irak yang dihancurkan ISIS pada tahun 2014. Mereka telah memainkan peran penting dalam merebut kembali kota-kota Irak termasuk Ramadi dan Fallujah di Provinsi Anbar.
Hampir 30 ribu pasukan, termasuk tentara Irak, Peshmerga, pejuang suku Sunni dan milisi Syiah mengambil bagian dalam perang terbuka Mosul, yang dimulai hari Senin (17/10) setelah sebulan persiapan. Mereka akan menyerbu kota dari berbagai arah.
Militer AS melakukan serangan udara dan tembakan artileri dalam mendukung operasi. Lebih dari 100 pasukan AS yang tinggal di Irak, dan ratusan orang lainnya memainkan peran penting dalam menyusun strategi penyerangan. [Rusdiono Mukri]