Ansbach, Gontornews — Seorang pria Suriah 27 tahun tewas ketika sebuah bom yang dibawanya di ransel meledak di luar sebuah festival musik di Ansbach, Jerman, dan melukai 12 orang, kata seorang pejabat.
Seorang jurubicara kantor kejaksaan di Ansbach, Jerman, mengatakan motif penyerangan belum diketahui.
“Apakah ada kaitannya dengan ISIS atau tidak, semuanya masih spekulasi,” kata jurubicara, Michael Schrotberger.
Seorang pejabat tinggi keamanan di Bavaria, di mana insiden itu terjadi, mengatakan pada Senin (25/7), pagi, pria itu telah menolak status pengungsi di Jerman tahun lalu. Sementara jurubicara Kementerian Dalam Negeri menambahkan, pria tersebut telah dijadwalkan akan dideportasi ke Bulgaria.
Menteri Dalam Negeri Bavaria Joachim Herrmann mengatakan, pria itu sebelumnya pernah mencoba bunuh diri dua kali.
“Kami tidak tahu apakah orang ini merencanakan bunuh diri atau berniat membunuh orang lain,” kata Herrmann.
Al Jazeera memberitakan, tiga dari 12 kurban terluka parah.
Ia mengatakan pria itu tampaknya telah ditolak masuk ke festival musik βAnsbach Openβ sesaat sebelum ledakan yang terjadi di luar sebuah restoran bernama Eugens Weinstube.
Dia menambahkan, meskipun permintaan suakanya ditolak, pria itu telah diizinkan untuk tetap di Jerman karena perang di Suriah.
“Dia datang ke Jerman dua tahun lalu dan aplikasi suakanya ditolak tahun lalu dengan alasan yang tidak kita ketahui hingga detik ini,” Dominic Kane dari Al Jazeera melaporkan dari Berlin.
“Dia telah tinggal di Jerman meskipun ia tidak akan menerima suaka permanen di negeri ini. Dia telah dua kali mencoba bunuh diri dan di masa lalu beberapa kali telah menerima bantuan psikiater.”
Ledakan itu adalah insiden ketiga yang terjadi di negara bagian Bavaria dalam seminggu. Sebelumnya, sembilan orang tewas dalam penembakan di Munich dan beberapa terluka dalam serangan kapak di kereta api.
Sebuah area yang luas di sekitar lokasi ledakan di kota berpenduduk sekitar 40 ribu orang itu masih ditutup beberapa jam kemudian. Lebih dari 2 ribu orang diungsikan dari area festival.
Di ujung tanduk
Eropa telah berada di ujung tanduk untuk beberapa bulan setelah serangkaian serangan mematikan terjadi di sana. ISIS mengklaim serangan itu, termasuk pemboman di Brussels dan pembantaian di perayaan Hari Bastille di kota selatan Prancis, Nice.
Polisi mengatakan serangan parang di hari Ahad maupun penembakan hari Jumat di Munich menunjukkan tanda-tanda yang berkaitan dengan ISIS atau kelompok-kelompok serupa.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan kapak di Jerman (18 Juli), dan serangan di mana seorang pria Tunisia menabrakkan truk ke perayaan Bastille Day di Nice, Prancis (14 Juli), dan menewaskan 84 orang. [Rusdiono Mukri]