Bagdad, Gontornews — Penyesalan datang dari Kadhim Hassan Al-Jabouri, warga Irak yang meruntuhkan patung Saddam Hussein di pusat Kota Baghdad 13 tahun silam. “Sekarang ketika aku melewati patung itu, aku merasa malu,” kata Jabouri sebagaimana dilansir laman Metro.co.uk.
Jabouri mengaku ingin sekali mengembalikan patung itu berdiri seperti semula tapi dirinya takut dibunuh. Jabouri  yang kehilangan 14 anggota keluarganya ketika Amerika Serikat dan Inggris melakukan invasi militer di Irak sangat berharap Saddam Husain bisa ditumbangkan.
Harapan pemuda Irak ini sia-sia karena pascajatuhnya rezim Saddam Husain, situasi di Irak semakin memburuk bahkan Irak dikuasai rezim yang korup.
“Saddam membunuh orang, tapi itu tidak seperti pemerintah saat ini. Saddam pergi, tapi di tempatnya ada 1.000 Saddam.”
Negeri ini, kata Jabouri, semakin terkoyak karena menghadapi peperangan yang tak berkesudahan. Tak hanya antarkelompok, kehadiran militan kelompok ISIS semakin memperburuk kehidupan warga di Negeri 1001 Malam ini.
Jabouri, yang saat itu menjadi pemilik bengkel motor di Kota Karrada, Baghdad, mengaku menyesal ikut menyerang patung Saddam Husain pada 9 April 2003. Runtuhnya patung setinggi 12 meter oleh tentara AS itu disiarkan langsung oleh sejumlah televisi, sementara Saddam Husain digantung pada 2006.
“Saya merasa Irak telah dicuri dari kami,” kata Jabouri, yang sejak itu melarikan diri ke Beirut.
Menurutnya, Bush (Presiden AS saat itu) dan Blair (Perdana Menteri Inggris kala itu) yang menjadi dalang di balik jatuhnya Saddam Husain adalah pendusta. Mereka menghancurkan Irak dan membawa negeri Irak ke titik nol. “Jika saya seorang kriminal, saya akan membunuh mereka dengan tangan kosong,” ancamnya. [Ahmad Muhajir/Rus]