Guayaquil, Gontornews — Setidaknya 68 tahanan tewas dan puluhan lainnya terluka setelah terjadinya kekerasan di penjara Penitenciaria del Litoral di Ekuador, Sabtu (13/11/2021) siang waktu setempat. Petugas mengatakan bahwa kekerasan dipicu oleh perseteruan antar geng-geng yang bersaing di lokasi lembaga pemasyarakatan di Penitenciaria.
Sebelum insiden Sabtu malam terjadi, lembaga permasyarakatan yang sama juga pernah melaporkan insiden kekerasan yang menewaskan 119 narapidana tewas. Insiden ini tercatat sebagai insiden kekerasan dalam penjara terburuk yang pernah terjadi di Ekuador.
Pemerintah menyalahkan perselisihan yang terjadi antara geng-geng penyelundup narkoba untuk yang hendak menguasai lokasi lembaga pemasyarakatan.
Akibat insiden tersebut, sejumlah keluarga korban mendatangi lokasi untuk mendengar kabar mengenai sanak keluarga yang mendekam di penjara tersebut. Cristina Monserrat misalnya belum mendengar kabar dari adiknya yang mendekam di penjara selama satu tahun terakhir.
“Apa yang terjadi di dalam sangatlah tercela. Orang saling membunuh dan yang paling menyedihkan adalah mereka tidak memiliki hati nurani,” kata Monserrat kepada Reuters.
“Kakku masih hidup, hatiku berkata begitu,” sambung Monserrat sembari mendesak Presiden Ekuador, Guillermo Lasso untuk berbuat lebih banyak untuk membantu orang miskin.
Dalam beberapa tahun terakhir, sistem lembaga pemasyarakatan di Ekuador telah mendapatkan sorotan tajam dari sejumlah pihak. Padatnya penghuni penjara, kondisi sanitasi yang buruk serta buruknya interaksi antara penghuni berdampak buruk bagi narapidana.
Pada September lalu, Presiden Lasso mendeklarasikan keadaan darurat selama 60 hari untuk sistem penjara. Situasi tersebut memungkinkan pemerintah mengeluarkan dana tambahan dan meminta bantuan militer untuk mengendalikan situasi di penjara.
Presiden Lasso juga telah meminta mahkamah konstitusi untuk mengizinkan militer untuk memasuki penjara, alih-alih sekedar melakukan penjagaan keamanan di luar penjara. Pengadilan lantas merespon dengan sebuah pernyataan bahwa solusi dari krisis penjara membutuhkan lebih dari sekedar status darurat sementara.
Beruntung, pemerintah melaporkan keberhasilannya dalam menanggapi gangguan tersebut pada Sabtu malam. Pemerintah Ekuador, kabarnya, juga telah bertemu dengan kelompok-kelompok hak asasi manusia dan PBB untuk menangani situasi tersebut. [Mohamad Deny Irawan]