Sydney, Gontornews — Perdana Menteri Australia, Scott Morisson, meminta seluruh anggota Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, untuk bekerjasama dengan peninjau independen terkait data penyebaran COVID-19.
Morisson berharap seluruh pemimpin dunia agar mendukung upaya pencarian asal-usul dan penyebaran COVID-19 di Cina akhir tahun lalu.
“Jika anda bertugas dan menjadi anggota Organisasi Kesehatan Dunia, maka anda harus bertanggungjawab terhadap kewajiban yang melekat,” kata Morisson dilansir Reuters.
“Kami ingin dunia menjadi lebih aman ketika virus itu datang. Saya berharap bahwa negara lain, baik Cina atau siapapun, akan berbagai tujuan ini,” sambung Morisson.
Sebelumnya, WHO, memastikan bahwa tidak ada peluang bagi sebuah negara untuk menutup transparansi pemberitaan COVID-19. Amerika Serikat pun meneguhkan penanganan COVID-19 dengan melibatkan 15 anggota CDC.
“Memiliki staf CDC berarti tidak ada yang disembunyikan dari Amerika Serikat sejak hari pertama,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Smeua negara akan mendapatkan informasi ini secara langsung,” imbuhnya.
WHO mengatakan bahwa COVID-19 telah menyebabkan lebih dari 2,4 juta orang terinfeksi dengan 169.151 orang tewas. Virus ini untuk pertama kali muncul di Wuhan Provinsi Hubei, Cina sejak akhir tahun 2019 lalu.
Tedros menduga bahwa sejumlah perpecahan politik di sejumlah negara memicu pandemi meski tidak spesifik.
WHO juga telah memesan 30 juta tes selama 4 bulan ke depan. Sejauh ini, badan kesehatan dunia tersebut telah mengirimkan hampir 18 juta masker medis sepanjang bulan April dan Mei. Mereka juga telah mengirimkan 54 juta penutup wajah dan 3 juta kacamata pelindung bagi tenaga medis di seluruh dunia.
Tedros melanjutkan lebih dari 600 rumah sakit di seluruh dunia siap mendaftarkan pasiennya dalam program Solidarity Trial of drugs terhadap penyakit. [Mohamad Deny Irawan]