Mataram, Gontornews — “Saatnya Indonesia menjadi sumber pemikiran Islam sekaligus sumber pembelajaran Islam dunia,” demikian dikatakan Presiden RI Joko Widodo ketika membuka Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) ke-26 dan Konferensi Islam Internasional Washatiyyah di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/7) malam.
Lebih lanjut Presiden mengatakan, negara-negara lain harus juga melihat dan belajar Islam dari Indonesia karena Islam di Indonesia itu sudah seperti resep obat yang paten, yaitu Islam Washatiyyah, Islam Moderat. “Sedangkan negara-negara lain masih mencari-cari formulanya,” paparnya.
Karena itulah, kata Presiden, Indonesia mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Presiden berharap universitas ini akan menjadi sumber ilmu Islam, sumber cahaya moral Islam, dan benteng bagi tegaknya nilai-nilai Islam yang berkeseimbangan (tawazzun), Islam yang toleran (tasammuh), dan Islam yang egaliter (musawah).
Seremonial pembukaan MTQN ke-26 dipusatkan di Astaka Utama Islamic Centre, Mataram. MTQ diikuti 1.193 peserta dari 34 provinsi di Indonesia.
Presiden berharap gelaran MTQ mampu mewarnai wajah umat Islam dan bangsa Indonesia. Karenanya, MTQ Nasional harus mampu membumikan al-Qur’an sehingga lebih mudah dipahami masyarakat.
“Tujuan dan makna kegiatan MTQ, prestasi adalah yang utama. Namun yang lebih utama lagi adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana membumikan al-Qur’an. Harus menjadikan al-Qur’an sebagai nafas kita, sebagai pegangan hidup kita yang hakiki dan sebagai kepribadian kita,” tandas Presiden.
Karena itulah ia mengaku prihatin dengan fenomena orang yang mudah mencela, mengumpat, menjelek-jelekkan orang lain hingga mengabaikan sopan-santun. Ungkapan-ungkapan yang pedas, ujaran kebencian yang asal bunyi itu bertebaran luar biasa, khususnya di ranah media sosial.
“Ungkapan-ungkapan tersebut makin menghebat terutama ketika terjadi kontestasi politik seperti ketika pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan walikota dan pemilihan presiden, serta pemilihan anggota legislatif. Kandidat lain tidak lagi dilihat sebagai sahabat, sebagai partner, tetapi sebagai musuh yang harus dihabisi,” ujarnya.
Presiden juga berharap, masyarakat memegang teguh dan mengamalkan kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, ketika orang menggaungkan al-Qur’an, maka sebenarnya dia sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keshalihan sosial, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, fakir, dan miskin.
Usai menyampaikan sambutan, Presiden Joko Widodo dengan didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi, langsung menabuh Gendang Beleg sebagai tanda peresmian pembukaan MTQ Tingkat Nasional ke-26 .
Tampak hadir pada acara pembukaan MTQ ke-26, Sekjen Rabithah Alam Islami Abdullah Abdul Muhsin Atturki, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan para duta besar negara-negara sahabat. [Rusdiono Mukri]