Ramadhan tahun 2022 masih menyisakan rasa waswas bagi sebagian umat Islam karena ada cluster virus dengan varian berbeda, yaitu Omicron. Namun, itu tak menyurutkan umat Islam untuk tetap mengisi bulan suci ini dengan kegiatan positif.
Masjid Fatimatuzzahra (Mafaza) yang berada di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, akan berusaha memaksimalkan syiar Ramadhan 2022 ini, mulai dari pembagian takjil untuk 1.000 umat Islam hingga itikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan
Menurut Sekretariat Masjid Fatimatuzzahra Muhammad Nashiruddin, pascapandemi masih banyak masyarakat yang belum kembali ke masjid. Untuk itu, pengurus akan fokus mengajak jamaah untuk kembali ke masjid, Ramadhan menjadi momen terbaik. Kemudian, akan diadakan kajian-kajian untuk menambah wawasan keislaman jamaah.
“Karena kita lihat dampak pandemi cukup membekas. Orang yang sebelumnya rutin ke masjid lalu libur selama dua tahun, ketika longgar dan kajian mulai normal, orang-orang yang dulu rajin tidak lagi datang ke masjid. Ini tugas kami agar mereka kembali,” ujar Nashir kepada Majalah Gontor.
Selain memaksimalkan mahasiswa santri di Mafaza, ia juga melakukan rekrutmen kepanitiaan dari mahasiswa di luar Unsoed, seperti mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah, UIN Syaifudin Zuhri, Universitas AMIKOM, dan lainnya. “Semakin banyak teman yang bergabung, semakin besar kesempatan keberhasilan program ini,” tuturnya.
Dalam pelaksanaan program Ramadhan di masa pandemi ini, panitia akan menggabungkan keduanya. Ada beberapa program yang tetap dilakukan secara offline dengan standar prosedur kesehatan (prokes). “Saat ini sebagian orang sudah terbiasa dengan online. Jadi, kami memberikan opsi program yang bisa dilakukan secara online,” paparnya.
Sudah lama jamaah tidak melakukan tatap muka mengikuti kajian-kajian. Untuk itu, panitia akan memaksimalkan kegiatan offline agar lebih terasa silaturahimnya dan bisa saling mengenal antarjamaah. Adapun program pra-Ramadhan, ia akan menggelar acara training imam dan dai untuk para pengurus masjid di sekitar Purwokerto.
Selain itu akan ada Festival Anak Shalih yang diselenggarakan satu pekan sebelum Ramadhan. Untuk menambah kekayaan literasi, ada juga Festival Literasi Islam, lomba penulisan cerpen dan artikel, dan bazar buku bekerjasama dengan para penerbit Islam yang akan berlangsung selama 15 hari.
Ada juga acara tabligh akbar, MTQ, talkshow Muslimah, lomba pembuatan video, dan bakti sosial Ramadhan. Sedangkan program rutin harian, akan ada buka bersama dengan 1.000 takjil per hari, menyelenggarakan tarawih dua model: 11 rakaat dan 23 rakaat. “Kami akan buka selama 24 jam untuk jamaah yang ingin beriktikaf di sepuluh hari terakhir,” paparnya.
Sementara itu ada juga Yayasan Rumahati, sebuah organisasi nirlaba yang berdiri pada November 2017 lalu ini bermula dari sebuah kajian ilmiah yang berjudul: Medan Makna Hati dalam al-Qur’an. “Dari situ kemudian berkembang menjadi majelis ilmu bertemakan Menata Hati dengan al-Qur’an,” ungkap Founder Rumahati, Ustadz Ahmad Firdaus.
Ustadz Firdaus mengatakan, Ramadhan tahun ini Rumahati akan menyelenggarakan beragam kegiatan, seperti berbagi takjil untuk para mustahik, musafir di jalan-jalan atau di tempat-tempat tertentu. Rencananya sepekan dua kali selama Ramadhan. Program ini sudah berjalan selama hampir 4 tahun.
Yayasan Rumahati yang secara legal berdiri pada 4 Januari 2019 lalu ini juga akan memberi manfaat untuk para guru ngaji, yatim, dan dhuafa, yakni berupa bingkisan lebaran yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan saat Idul Fitri tiba. “Donasi akan kami salurkan untuk membantu para guru ngaji, yatim dan dhuafa di saat bulan Ramadhan,” ujarnya.
Selain itu, pada bulan Ramadhan ini Rumahati juga akan membuka tadarus online yang diselenggarakan setelah shalat Shubuh, serta pengajian pekanan dengan tema seputar Ramadhan. “Insya Allah pengajian ini dalam bentuk kajian offline sesuai standar prokes dan ada juga yang online,” ujar alumni Pondok Modern Gontor tahun 2003 ini.
Rumahati ini memiliki divisi-divisi: Divisi Dakwah (majelis, tahfidz Rumahati), Divisi Sosial (sumur bor, sedekah Qur’an, berbagi berkah Jumat, santunan ke panti asuhan, Ramadhan berbagi, tanggap bencana, dan kencleng sedekah), dan Divisi Ekonomi. Berbagai program sosial dan pemberdayaan umat telah disusun untuk memberi manfaat pada masyarakat.
Ustadz Firdaus berharap, hadirnya Yayasan Rumahati ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas sehingga dapat mewujudkan mimpi dan harapan kita semua untuk menjadi masyarakat yang sakinah dan mandiri dalam aspek sosial ekonomi. “Insya Allah, kita akan terus berdoa dan berikhtiar,” jelasnya.
Tak jauh beda dengan Rumahati, lembaga nirlaba yang berpusat di Surabaya bernama Nurul Hayat (NH) ini juga memiliki program-program menarik untuk mengisi bulan suci Ramadhan. Nurul Hayat membantu menghimpun hingga mendistribusikan bantuan dari para donatur dalam program sedekah selama Ramadhan.
Menurut salah satu pegiat filantropi Islam Nurul Hayat Bojonegoro, Ahmad Muhajir, bahwa Ramadhan momentum untuk meningkatkan amal shalih dan kepedulian sosial untuk masyarakat di seluruh Indonesia. “Alhamdulillah program Ramadhan ini bisa tersebar dan terdistribusikan ke saudara kita yang membutuhkan,” ujarnya.
Tahun lalu, program utama saat Ramadhan berbagi takjil atau buka puasa dan penyaluran zakat fitrah. Seperti dirilis di situs resminya, NH telah menghimpun untuk program takjil sekitar Rp801.499.677 dan tersalurkan sekitar Rp1.109.852.100, untuk zakat fitrah terhimpun sekitar Rp343.699.933 dan tersalurkan sekitar Rp383.579.000.
Untuk dana penyaluran lebih besar dibanding dengan dana penghimpunan ini merujuk pada pola yang digunakan, yakni dengan sistem deposit, karena jika membicarakan terkait dua program utama saat Ramadhan yaitu takjil dan zakat fitrah, agar tidak meleset akad waktunya sampai Ramadhan selesai.
Ada juga program Ramadhan lainnya, seperti kado lebaran untuk yatim, sembako untuk kemanusiaan, wakaf Qur’an untuk negeri, bedah rumah dhuafa dan sedekah jariah masjid, serta kurma untuk mushalla dan masjid di pedesaan. “Dana penyaluran untuk kado lebaran yatim sekitar Rp367.607.905, terdistribusi kepada 1.458 anak yatim,” ujarnya.
Terkait bencana erupsi Gunung Semeru, NH tetap akan melanjutkan pembangunan hunian bagi warga terdampak yang sudah dimulai sejak terjadi bencana sampai tercapai jumlah yang dibutuhkan. Selain itu, ada momen internasional untuk melanjutkan program yang selama ini sudah berjalan, yaitu buka puasa untuk warga Palestina.
Pada tahun 2015, NH mendapat izin sebagaiLembaga Amil Zakat Nasional sesuai SK Menteri Agama Nomor 244 tahun 2015dan perpanjangan dengan SK Menteri Agama Nomor 903 tahun 2020. Kini, NH sudah memiliki lebih dari 40 cabang di seluruh Indonesia. “Tak hanya itu, Nurul Hayat sering mendapatkan penghargaan dari BAZNAS,” paparnya.[]