Ponorogo, Gontornews — Rasanya tidaklah berlebihan jika Gontor dikatakan perekat umat dan bangsa sedunia. Salah satu buktinya adalah Sabtu (3/9) kemarin ribuan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor dari berbagai penjuru negeri hingga penjuru dunia, menghadiri Reuni Akbar dalam rangka memperingati dan mensyukuri 90 tahun Gontor.
Alumni yang hadir terhitung mencapai sekitar 11.000, mereka rela meluangkan waktu dan meninggalkan segala kesibukan untuk datang ke Gontor. Mereka juga menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga dana bantuan yang maksimal untuk kesyukuran 90 tahun kampung nan damai “Darussalam”. Melihat ukhuwah para alumni Ustadz Hasan tak kuasa menahan rasa bahagia menyaksikan wujud cinta alumni-alumni Gontor terhadap pondok. Demi menjenguk “ibu” di hari itu. K.H. Hasan Abdullah Sahal pun sempat terharu dan menitikkan air mata di sela-sela sambutannya.
Para alumni yang memadati halaman Masjid Jami‘ dan area Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) itu terdiri dari berbagai lintas angkatan, profesi, pangkat, dan tingkatan usia menyatu dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Dalam sambutannya K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, mengatakan bahwa sekat-sekat perbedaan yang sering membuat orang-orang berselisih akan mencair di Gontor. Inilah yang dicontohkan Trimurti.
Kendati mereka seringkali memiliki pandangan berbeda, namun mereka mampu menyatukan ide dan berjalan bersama-sama. Dengan meneladani Trimurti itulah, anak-anak Gontor bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat, dan berperan aktif mempersatukan umat. Kemampuan mempersatukan umat inilah yang tidak disukai musuh-musuh Islam.
Menurut Ustadz Hasan ayat al-Qur’an yang paling dibenci oleh musuh-musuh Islam atau non-Muslim adalah ayat tentang persatuan atau ukhuwah Islamiyah. Kepada para alumni, Ustadz Hasan berpesan agar senantiasa berbuat yang terbaik, baik untuk kemaslahatan umat manusia di dunia, maupun untuk kepentingan hidup di akhirat kelak. “I‘mal li dunyaaka kaannaka ta‘isyu abadan, wa‘mal li aakhiratika kaannaka tamuutu ghadan,” ujar beliau.
Ustadz Hasan juga menyinggung tema Peringatan 90 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu “Mengestafetkan Nilai-nilai Perjuangan untuk Kemuliaan Umat dan Bangsa”.
“Sejujurnya, saat ini Ustadz Syukri dan Ustadz Syamsul, dan saya memimpin pondok ini hanya 30 persen saja, sisanya sudah bisa ditangani kader-kader kami. Kami sudah berupaya mewariskan nilai-nilai pondok kepada kader-kader yang akan meneruskan perjuangan di pondok ini. Jadi, andaikata kami sudah tiada, mereka sudah siap menggantikan,”ucapnya di depan ribuan hadirin.
Setelah pesan-pesan dan nasihat dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Hasan Abdullah Sahal, acara dilanjutkan dengan penyampaian kesan-kesan dan harapan dari para alumni sekaligus tokoh nasional di negeri ini, diwakili Prof. Dr. K.H. Dien Syamsuddin, M.A., Dr. K.H. Hidayat Nur Wahid, M.A., Dr. H. Abdurrahman Muhammad Fachir, dan Dr. K.H. Hasyim Muzadi. Mereka saling berbagi pengalaman dan kisah sukses berkiprah di tingkat nasional maupun internasional dengan menerapkan nilai-nilai yang didapat dari Gontor. Mereka menyampaikan keyakinan berdasarkan pengalaman, bahwa Gontor benar-benar mampu mewarnai dunia. [Muhammad Khaerul Muttaqien/DJ]