Ponorogo, Gontornews—Bisnis bukan sekedar berfastabikhul Khoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan tapi ta’awun atau tolong menolong. Prnsip ini menjadi kata kunci untuk membangun bisnis sesama alumni Gontor. Prinsip ini menjadi modal besar ketika seseorang hendak memulai bisnis, mengembangkan bisnis dan mencapai target bisnis yang lebih besar.
“Ustadz Hasan (KH Hasan Abdullah Sahal) mengatakan bisnis itu bukan fastabikhul khoirot tapi ta’awun,” papar Shefi Khirijil Yamani dihadapan ratusan peserta Silaturahim dan Lokakarya Nasional Pengusaha Alumni Gontor di Gedung Rabithah Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo pada, Jum’at (2/9).
Shefi melanjutkan, bahwa alumni Gontor ada beragam latar belakang pengetahuan, pengalaman, daerah dan usaha. Misalnya ada alumni yang ingin merintis usaha otomotif, kuliner atau jasa lainnya. Di tempat lain ada alumni juga yang sedang ingin ekspansi bisnis, membutuhkan barang, menambah jaringan, membuka waralaba atau ingin berbagi pengalaman lainnya.
Mereka bisa saling membantu permasalahan yang dihadapi masing-masih baik sebagai penyedia barang, pengambil barang atau belajar bisnis. Prinsip ta’awun ini untuk menghadapi persaingan pihak lain yang sudah lebih siap dengan modal, IT, fasilitas serta layanan yang serba canggih.
“Saya rasakan sendiri ketika butuh barang ada alumni, butuh pengembangan ada alumni, butuh jaringan ada alumni. Semua target pemasaran tercapai karena ada ta’awun dengan alumni,” paparnya.
Prinsip ini juga berlaku bagi alumni yang hendak memulai bisnis baru. Alumni tak perlu binggung, cukup copy paste dengan beberapa modifikasi yang diperlukan. Dalam hal modal, ada sistem kerjasama yang akan memberi keuntungan masing-masih pihak, yaitu prinsip syariah seperti mudhorobah, musyarokah atau partner syariah.
“Jadi harapannya antara kita sudah ta’awun. Kasihan yang sudah jalan tapi belum berhasil. Kalau perlu yang merangkak kita gendong atau masukin mobil supaya jalan cepat,” paparnya.
Apalagi menurutnya, sekarang ini bukan saatnya perusahaan besar memakan perusahaan kecil tapi saatnya perusahaan yang cepat memakan yang lambat. Prinsip ta’awun ini akan menjadikan jaringan terkoneksi dan akan ada alumni bisa saling membeli dan menjual.
“Bayangkan alumni gontor sudah ada di berapa jumlahnya, berapa tempat, berapa dunia. Jaringan alumni Gontor sangat membantu luar biasa. Omset saya mencapai 3 juta per hari dan apa yang saya inginkan diterjemahkan alumni Gontor. Distribusi, splay dan semua dibantu alumni Gontor,” terang Dirut PT Surabraja yang bergerak di bidang saos sambel dan kecap ini. [Ahmad Muhajir/DJ]