Idlib, Gontornews – Rusia dan Turki menyetujui batas zona demiliterisasi di Idlib. Penetapan zona demiliterisasi dilakukan untuk membantu menghentikan serangan di wilayah tersebut.
Jumat (21/9) Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengumumkan soal zona demiliterisasi. Sementara Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan, ia dan Lavrov akan menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di New York City minggu depan untuk membahas situasi di Suriah.
“Baru kemarin atau sehari sebelumnya, militer Rusia dan Turki menyetujui batas-batas konkrit dari zona demiliterisasi,” kata Lavrov kepada wartawan selama kunjungan ke Sarajevo, Aljazeera.
Kesepakatan Rusia-Turki telah memberi sedikit harapan bagi penduduk Idlib.
Moskow sendiri mengatakan jika zona demiliterisasi akan membantu menghentikan serangan dari Idlib yang diarahkan ke tentara Suriah dan pangkalan militer Rusia di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Senin (17/9) Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyetujui pembentukan zona pada 15-20km.
Nantinya keamanan di daerah itu akan diawasi oleh kontingen Turki dan polisi militer Rusia. Perjanjian itu akan mencegah tindakan militer terhadap Idlib.
“Ini adalah langkah menengah tetapi langkah yang ini jelas diperlukan,” kata Lavrov tentang zona itu.
Ia melanjutkan, Pada pertengahan Oktober memdatang semua (pejuang dari Hay’et Tahrir al-Sham) harus meninggalkan zona demiliterisasi tersebut, dan mereka juga harus menarik semua peralatan militer berat keluar dari sana.
Sementara itu, Cavusoglu mengatakan dirinya akan bergabung dengan Lavrov dan Zarif dalam pertemuan trilateral mengenai Suriah di New York, di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB.
Rusia dan Iran merupakan sekutu kunci dari rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad yang membantu pemerintah Suriah membangun kendali atas sebagian besar wilayah negara itu setelah campur tangan dalam konflik multi-depan pada tahun 2015. [Devi Lusianawati]