Jenewa, Gontornews — Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Rabu (24/8/2022), menyebut 6 bulan invasi Rusia ke Ukraina tercatat sebagai sejarah tragis. Baginya, enam bulan konflik Ukraina telah menghancurkan dunia.
“Konsekuensi dari perang yang tidak masuk akal ini berdampak jauh di luar Ukraina,” ungkap Guterres. Ia beranggap bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan harga pangan dan energi global.
“Jika kita tidak menstabilkan pasar pupuk pada tahun 2022, maka ketersediaan makanan pada tahun 2023 tidak akan cukup,” sambung Guterres sebagaimana dilansir Channel News Asia dari AFP.
Secara khusus, Guterres menyatakan keprihatinannya tentang aktivitas militer di sekitar pembangkit listri tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina Selatan.
“Setiap peningkatan eskalasi dapat mengarah kepada kehancuran. (Semua pihak) harus memastikan keamanan pabrik. Aktivitas pabrik harus kembali dibangun sebagai infrastruktur sipil murni,” tegas Guterres.
Sebagai informasi, pasukan militer Rusia telah menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Moskow pun menuduh Kyiv memicu aktivitas baku tembak di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada PBB bahwa Rusia harus menghentikan aktivitasnya di Zaporizhzhia secara penuh dan mundur tanpa syarat dari lokasi tersebut.
“Eropa dan wilayah sekitar menghadapi ancaman polusi radiasi. Ini adalah fakta,” kata Zelenskyy dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB melalui sambungan video.
Dalam pertemuan dengan DK PBB, setidaknya ada 13 negara dari 15 negara yang terdaftar sebagai anggota. Hanya Rusia yang menentang pembicaraan Zelenskyy. Sementara Cina memilih untuk abstain dalam pertemuan tersebut. [Mohamad Deny Irawan]