Munich, Gontornews — Blokade terhadap Qatar yang sedang berlangsung oleh kelompok negara yang dipimpin oleh Saudi merupakan perbuatan sia-sia, kata pemimpin Qatar.
Selain itu, blokade ini merongrong keamanan dan prospek ekonomi kawasan itu.
Arab Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni 2017 dan memberlakukan embargo darat, laut dan udara, serta menuduhnya mendukung “terorisme”. Namun Qatar telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
“Ini adalah krisis yang sia-sia, diproduksi oleh tetangga kita,” Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan pada sebuah konferensi keamanan yang diadakan di Jerman pada hari Jumat (16/2).
“Dengan meredakan dampak tindakan ilegal dan agresif yang diberlakukan pada rakyat kami, Qatar telah mempertahankan kedaulatannya,” katanya seperti dikutip Aljazeera.
“Para aktor agresif tersebut ingin menggunakan negara-negara yang lebih kecil sebagai bidak dalam permainan kekuasaan dan konflik sektarian mereka.”
Terlepas dari tindakan yang menentangnya, Qatar telah mengembangkan jalur perdagangan internasional baru dan mempercepat keragaman ekonomi, Sheikh Tamim menambahkan.
Pada 22 Juni 2017, kuartet tersebut mengeluarkan 13 butir daftar tuntutan, termasuk penutupan jaringan media Qatar, Aljazeera, membatasi hubungan dengan Iran dan mengusir tentara Turki yang ditempatkan di negara tersebut sebagai prasyarat untuk mencabut blokade tersebut.
Qatar menolak semua tuntutan itu, dan mencelanya sebagai upaya untuk melanggar kedaulatannya.
“Sangat penting bagi kepentingan rakyat Timur Tengah untuk menjamin kedaulatan negara seperti Qatar,” kata Sheilkh Tamim dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich.
“Melestarikan kedaulatan dan pengambilan keputusan independen dari negara-negara seperti Qatar memastikan pengembangan pembangunan yang dipercepat seperti media yang bebas dan kebebasan berbicara, bahwa negara-negara pemblokir menuntut agar kami menyerah.” [Rusdiono Mukri]