Kabul, Gontornews — Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan bahwa pembicaraan damai antara Taliban dan Amerika Serikat telah berakhir, Senin (12/8). Kini, kedua belah pihak diharapkan membicarakan langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan pasca perundingan damai usai.
Meski demikian, Zabihullah Mujahid tidak merinci apa saja hasil pembicaraan di antara kedua belah pihak.
Media Pakistan, Dawn, melansir jika salah satu kesepakatan antara Taliban-Amerika Serikat adalah dengan tidak menjadikan Taliban sebagai ‘rumah’ bagi kelompok ekstremis lainnya di masa mendatang.
Kesepakatan lain yang disepakati adalah soal gencatan senjata serta negosiasi antara perwakilan Taliban dengan Afghanistan. Selama ini, Taliban menganggap Pemerintah Afghanistan sebagai boneka Amerika Serikat.
Semetara itu, utusan AS untuk konflik Afghanistan, Zalmay Khalizad, mengungkapkan harapannya agar peperangan di Afghanistan segera usai. “Saya berharap ini Idul Adha terakhir dimana Afghanistan berperang,” kata Khalizad dalam akun Twitter nya.
Namun, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, memastikan bahwa upaya damai di Afghanistan dapat diselesaikan di dalam negeri tanpa campur tangan asing.
“Masa depan kita (Afghanistan) tidak diputuskan di luar. Nasib Afghanistan akan diputuskan di sini, di tanah air ini. Kami tidak ingin ada campur tangan (asing) dalam urusan kami,” kata Ashraf Ghani.
Lebih lanjut, Ghani juga menegaskan jika pemilihan presiden Afghanistan akan dilaksanakan pada 28 September 2019 mendatang. Ia berharap pemilihan ini dapat berlangsung dengan lancar guna memutuskan masa depan Afghanistan paca peperangan yang telah berlangsung selama belasan tahun tersebut. ia juga memastikan bahwa kesepakatan damai akan terjadi sebelum 1 September 2019 mendatang. [Mohamad Deny Irawan]