Pada 14 September 2019/15 Muharram 1441 H, Rektor Institut Agama Islam Tazkia dalam sesi tanya jawab di acara silaturrahim manajemen Tazkia dengan para wali mahasiswa baru mengatakan, Tazkia dalam proses pendidikannya mengedepankan adab sebelum ilmu. Apa yang dikatakannya menurut penulis sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW dan ulama-ulama Muslim dahulu.
Muhammad bin Muflih al-Muqaddasi dalam kitabnya ‘Al-Adab al-Syar’iyyah’ mengatakan bahwa Ali bin Abu Thalib Radiyallahu ‘anhu berkata, dalam firman Allah Ta’ala Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (al-Tahrim: 6). Dengan apa? Kemudian ia melanjutkan dan berkata: ”Ajarkan adab dan ilmu kepada mereka!”
Dalam kitab ‘Tartibul Madarik wa Taqribul Masalik, Imam Malik bin Anas mengatakan, ibunya memerintahkan kepadanya untuk belajar adab sebelum ilmunya. Selanjutnya, Al-Jazari seorang ulama Damaskus ahli qiraat al-Qur’an di Abad ke-14 dalam kitabnya ’Ghayat al-Nihaya fi Thabaqat al-Qurra’ mengatakan, Imam Abdullah bin Mubarak Radiyallah ’anhu mengatakan tentang pentingnya adab sebelum ilmu yaitu para ulama mempelajari adab 30 tahun dan ilmu 20 tahun, dan mereka mencari adab sebelum ilmu.
Dengan demikian apa yang dilakukan Tazkia perlu diapresiasi di tengah krisis adab yang tengah menghampiri umat saat ini. Prof Dr SM Al-Attas dalam bukunya mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang baik (beradab). Maka sudah seyogyanya perguruan tinggi Islam itu harus mengedepankan adab sebelum ilmu.
Para orang tua mahasiswa yang hadir pun sepakat dengan itu, sehingga mereka berharap bagaimana akhlak para mahasiswa dapat dijaga di antaranya dengan program tahfidz, sistem asrama 24 jam dan mentoringnya oleh para pembina. Sesungguhnya bangsa yang beradab akan menghasilkan peradaban yang tingggi dan Islam telah mencontohkan itu 1400 tahun lalu.
Karena peradaban itu sendiri berasal dari kata adab.
Dalam konteks keindonesian hal ini juga sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Setelah Tauhid kita ajarkan kepada mahasiswa, maka selanjutnya bagaimana mahasiswa dapat berbuat adil dan beradab kepada sesamanya sebagaimana yang termaktub dalam butir kedua Pancasila. Hal ini menunjukan setelah aspek tauhid, adab menduduki posisi terpenting kedua setelah persatuan, musyawarah dan mufakat, dan mempunyai kepedulian sosial. Selamat datang para mahasiswa baru calon pemimpin bisnis dan intelektual Muslim di Institut Agama Islam Tazkia. []