New York, Gontornews — Dewan Hubungan Islam Amerika (Council on American Islamic Relations – CAIR) bersama Pusat Ras dan Gender Universitas California Berkeley mengungkap adanya 33 organisasi Islamofobia sebagai kelompok anti-Islam yang mengeluarkan dana sebesar US$ 205.838.077 untuk melakukan aksi-aksi prasangka buruk serta kebencian terhadap Islam dan Muslim.
Kelompok inti anti-Islam di AS dalam laporan itu meliputi kelompok the Abstraction Fund, Clarion Project, David Horowitz Freedom Center, Middle East Forum, American Freedom Law Center, Center for Security Policy, Investigative Project on Terrorism, Jihad Watch, dan Act! for America.
Laporan tersebut juga mendokumentasikan beberapa peraturan berbau anti-Islam masuk ke dalam wilayah hukum 10 negara. Sebanyak 81 rancangan undang-undang dan amandemen telah disahkan tahun 2013 dan 2015.
“Tahun 2016 pemilihan presiden telah mengarusutamakan Islamofobia dan mengakibatkan sejumlah proposal yang tidak konstitusional menargetkan Muslim,” kata Corey Saylor, salah seorang direktur Departemen CAIR seperti dikutip worldbulletin.
Seorang rekan penulis laporan tersebut, Dr Hatem Bazian, direktur Penelitian Islamofobia dan Proyek Dokumentasi di Pusat Ras dan Gender di UC Berkeley mengatakan, laporan tersebut akan memberikan landasan yang diperlukan bagi masyarakat di seluruh negeri untuk keterlibatan yang efektif dengan kebijakan pembuat, pendidik, pemimpin masyarakat sipil dan media.
“Pendidikan dan penelitian terapan adalah jalan terbaik untuk mengangkat dan membawa transformasi keadilan sosial dalam masyarakat dan laporan ini merupakan langkah ke arah itu,” kata Bazian.
Pada 2015, laporan itu menemukan 78 insiden yang direkam dengan target warga Muslim. Laporan ini juga menemukan fenomena anti-Muslim baru di AS yang diidentifikasi sebagai “bisnis Muslim bebas” dan “demonstrasi bersenjata anti-Islam.”
Selain itu, beberapa demonstrasi anti-Islam di banyak tempat turun dengan senjata mereka. Bahkan sejak tahun 2014, beberapa bisnis di Arkansas, Florida, Kentucky, New York, Oklahoma, dan New Hampshire telah secara terbuka menyatakan diri “Muslim-Free” meskipun hukum federal melarang tindakan diskriminatif tersebut.
Pada November dan Desember 2015, sedikitnya ada 17 insiden di masjid yang dilaporkan. Jumlah tersebut hampir setara dengan kejadian seluruh insiden pada tahun ini dengan laporan dari dua tahun sebelumnya.
Laporan ini mengacu terjadinya serangan teror di Paris dan San Bernardino, California beberapa waktu lalu.
Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, sering membuat pernyataan kontroverial terkait Islam dan kaum Muslimin.
Seperti diketahui, Trump sempat dikecam dunia karena sesumbar jika terpilih sebagai Presiden AS akan melarang Muslim masuk Amerika. [Ahmad Muhajir/Rus]