Depok, Gontornews — Bicara soal the power of emak-emak kali ini tidak terkait hal negatif yang banyak menyudutkan para ibu, baik terkait kesalahan saat berkendaraan atau lainnya. Tapi maksud dari the real power of emak-emak kali ini adalah soal kehebatan ibu yang berhasil meluluh lantakkan hati anaknya.
Seorang ibu biasanya memiliki kedudukan super istimewa di hadapan buah hatinya. Rasa cinta dan sayang ibu yang tak bertepi, membuat ibu dianugerahi kekuatan besar dari setiap tindak tanduknya.
Benar jika ada seorang ibu yang mengeluh saat ia tidak bisa berbuat apa-apa di kala harus memomong si kecil. Karena anak biasanya ‘apa-apa’ maunya dengan si ibu.
Hal itu terjadi akibat ikatan batin anak yang kuat dengan ibunya. Karena ia terlalu sering merasakan sentuhan kasih sayang yang besar dan tulus dari ibu. Dan itulah kesempurnaan yang didapat bagi para wanita yang terus diselimuti rasa cinta juga kasih.
Wanita penyayang akan membuat seseorang ingin selalu dekat dengannya. Kecenderungan untuk didekati inilah efek dari al-waduud atau sifat penyayang yang dimilikinya.
“Sifat al-wadud itu harus dimiliki semua ibu dan ini kelebihan seorang ibu dibanding laki-laki (ayah),” ujar Ustadz Bendri Jaisyurrahman, da’i dan aktifis Sahabat Ayah dalam naungan Yayasan Langkah Kita. Al-waduud membuat ibu menjadi tidak tegaan.
Saking besarnya potensi kekuatan si emak, hendaknya hal ini dapat memotivasi para ibu untuk bisa memaksimalkan kekuatan tersebut.
Karena the power of emak-emak selain bisa mengikat hati anak juga bisa menyelamatkan anak dari kejahatan dunia, termasuk pergaulan bebas serta narkoba. <Edithya Miranti>