Brussels, Gontornews — Uni Eropa pada 29 Desember menyerukan rezim Suriah dan sekutunya untuk menghentikan serangan militer “sembarangan” terhadap warga sipil di barat laut negara itu. Akibat pemboman intensif oleh Damaskus dan pasukan Rusia itu, puluhan ribu warga menjadi pengungsi.
Warga sipil telah mengalir keluar dari daerah-daerah yang terkena dampak di Provinsi Idlib yang didominasi jihadis dalam beberapa pekan terakhir untuk menghindari serangan yang meningkat di kantong utama yang dikuasai oposisi.
“Peningkatan kekerasan di Barat Laut Suriah oleh rezim Suriah dan sekutunya harus dihentikan,” kata Uni Eropa dalam sebuah pernyataan oleh juru bicara Menteri Luar Negeri Eropa Josep Borrell, yang mengatakan serangan udara dan penembakan telah menyebabkan “kematian warga sipil yang tak terhitung”.
“Semua pihak memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil. Rezim dan sekutunya harus menghentikan serangan militer tanpa pandang bulu dan menghormati hukum kemanusiaan internasional,” kata pernyataan itu.
Kekerasan telah meningkat sejak pertengahan Desember meskipun ada perjanjian gencatan senjata Agustus dan seruan internasional untuk de-eskalasi.
Lebih dari 235.000 orang meninggalkan daerah itu antara 12 dan 25 Desember, sebagian besar dari kota Maaret al-Numan yang terkepung, menurut badan koordinasi kemanusiaan PBB OCHA. [RM]