Jenewa, Gontornews – Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkawatirkan perkembangan tumbuh kembang anak pengungsi Rohingya di kamp pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh.
Dalam keterangannya, UNICEF (United Nations Emergency Childern’s Fund/Organisasi PBB untuk bantuan kemanusiaan khusus anak-anak), mengatakan bahwa anak-anak pengungsi Rohingya terancam kehilangan generasi.
“Kami berbicara tentang mempertaruhkan kehilangan atau potensi kehilangan generasi anak-anak Rohingya,” kata juru bicara UNICEF, Simon Ingram, di kamp pengungsian Cox’s Bazar, Bangladesh, Kamis (23/8).
“Ini bukan hanya soal setengah juta anak-anak yang hidup di daerah perbatasan Bangladesh tapi juga mereka yang masih tinggal di Rakhine di mana akses pendidikan di daerah tersebut sangat terbatas bahkan tidak tersedia,” tambah Ingram.
PBB memprediksi ada sekitar 530.000-600.000 etnis Rohingya tak berkewarganegaraan yang hidup di Rakhine. Selain tidak memiliki status kewarganegaraan, mereka juga hidup tanpa kepastian pendidikan, ekonomi dan beberapa sektor sosial kehidupan masyarakat lainnya.
Lebih lanjut, Ingram menyebut prospek pemulangan sejumlah pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar suram meski terjadi kesepakatan-kesepakatan yang ditandantangani oleh Pemerintah Myanmar dan badan-badan di PBB Juni lalu terkait hal tersebut.
Ingram menambahkan jika kondisi Rakhine saat ini tetap tidak aman.
UNICEF berencana untuk memperluas program pendidikan di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh. Saat ini, UNICEF tengah menangani pendidikan anak usia 14 tahun dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak yang lebih besar. [Mohamad Deny Irawan]