Jakarta, Gontornews–Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla (JK) membuka 41st Annual Meeting Islamic Development Bank Group (IDB). Acara dihadiri lebih dari 1.500 peserta dari berbagai negara, di JCC Jakarta, Selasa (17/5) malam.
Menurut Wapres, ini adalah kali kedua Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Sidang Tahunan IDB. Saat ini, ekonomi dunia  berjalan lambat dan lesu, ditandai dengan harga komoditas yang menurun. Wapres mengajak peserta sidang untuk  membuat rencana strategis dan implementasinya  agar  keadaan bisa menjadi lebih baik.
“Kita harus bekerja sama untuk saling melengkapi dan membantu sesama negara berpenduduk Islam. Kita harus melakukan perubahan dan reformasi, bekerja sama untuk menggerakkan ekonomi kita. Manfaatkan pertemuan ini untuk merancang gerakan strategis demi kebaikan kita bersama,†terang Wapres.
Wapres melihat, anggota IDB mempunyai 2/3 minyak dan gas di dunia. Hal ini baginya merupakan modal penting untuk membangun negara anggota IDB agar lebih baik lagi.  Sebaliknya, Wapres mengaku prihatin dengan masih terjadinya konflik dan perang di beberapa negara anggota IDB. Karenanya, dia mengajak semua anggota untuk membantu agar  tidak sampai terjadi lost generation.
“IDB harus memikirkan untuk membangun dan merehabilitasi. Mendidik generasi muda negara yang sedang konflik agar mampu bangkit kembali. 1,7 M muslim menunggu kabar baik dr IDB,†tuturnya.
Presiden IBD, Ahmad  Mohammad  Ali al-Madani mengatakan IDB berdiri karena didasari semangat untuk menyediakan pembiayaan sesuai syariah dalam rangka menyokong pembangunan ekonomi dan sosial bagi negara anggota dan komunitas muslim di luar anggota. IDB resmi beroperasi pada 20 Oktober 1975, setelah sebelumnya rapat perdana Dewan Gubernur pada Juli 1975.
Dewan Gubernur mempunyai kekuasaan tertinggi di IDB. Dewan ini merupakan perwakilan dari negara-negara anggota IDB yang biasanya menduduki jabatan Menteri Ekonomi atau Menteri Keuangan. Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brojonegoro saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Gubernur IDB.
IDB awalnya beranggotakan 56 negara. Kini, anggotanya bertambah satu menjadi 57 negara, setelah Guyana menyatakan diri bergabung. Turut hadir dalam pembukaan tersebut, Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur BI Agus M, Kepala Bappenas Sofwan Djalil, dan pejabat tinggi negara lainnya. Hadir pula para duta besar negara sahabat. [Fathur/DJ]