Rangkaian peristiwa yang terjadi akhir-akhir-akhir ini, di mana umat Islam khususnya para alim ulama menjadi target sasaran pembunuhan, harus menjadi perhatian bersama. Kewaspadaan umat Islam akan bangkitnya Komunis Indonesia (PKI) harus terus ditingkatkan, sebab setiap sejarah akan terus terulang.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 118 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.”
Dari surat di atas Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa orang-orang kafir, musyrik, maupun mereka yang tidak mempercayai Tuhan (atheis) merupakan orang-orang yang senantiasa melakukan mudharat kepada kaum Muslim. Bahkan apa yang ada di hati mereka lebih besar bahayanya dari apa yang mereka lakukan.
Bukti-bukti kemudharatan yang dilakukan orang-orang yang membenci Islam sudah banyak terjadi, mulai dari penghapusan pelajaran agama, bahasa Arab, penghapusan kolom agama di KTP, mempersempit ruang pesantren hingga kriminalisasi dan penganiayaan terhadap ulama.
Tidak hanya itu, apa yang terdapat dalam hati mereka sesungguhnya lebih berbahaya dari apa yang mereka lakukan, baik melalui lisan, tindakan maupun pemikiran.
Bangkitnya paham komunis di Indonesia bukanlah isapan jempol semata. Seluruh bukti yang mengarah pada hal tersebut sudah banyak terjadi. Bahkan, generasi-generasi mereka, yang sebelumnya masih menyembunyikan identitasnya, sekarang justru dengan terang-terangan menunjukkan jatidirinya sebagai seorang PKI.
Tidak hanya itu, dengan percaya diri, para generasi PKI tersebut juga menyampaikan pemikiran-pemikiran berbahaya kepada masyarakat secara lugas dan berani, seperti mengatakan bahwa agama ialah candu bagi manusia yang sangat berbahaya. Belum lagi, melalui lembaga pemerintah mereka membuat peraturan atau undang-undang yang menyudutkan umat Islam.
Rangkaian itulah yang menjadi bukti bahwa kebencian PKI terhadap Islam sangat besar dan mendarah daging hingga cucu cicit dan generasi-generasi mereka. Padahal, sejarah telah membuktikan bahwa pihak yang kerap melakukan kejahatan dan kerusakan ialah PKI walaupun mereka telah berhasil memutarbalikkan fakta.
Sementara umat Islam, yang dalam sejarah bangsa ini telah menjadi korban, tidak ada kebencian maupun dendam atas apa yang terjadi dan dialami oleh keluarga mereka yang menjadi korban. Namun demikian, Umat Islam tidak boleh melupakan sejarah, tidak boleh lengah dengan apa yang terjadi saat ini. Melihat serta mencermati peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang ini, banyak sekali indikasi bangkitnya komunis di Indonesia.
Karena itu, menyiapkan generasi-generasi Muslim yang shalih, cerdas dan tangguh harus dilakukan sebagai upaya mencegah atau bahkan melawan PKI yang ingin memghancurkan Islam. []