Alkisah, suatu ketika dalam sebuah Majelis Ilmu, seorang perempuan tua renta bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah saya bisa masuk surga?” Maka Rasulullah pun menjawab pertanyaan si nenek dengan candaan, “Wahai nenek sesungguhnya nanti di surga tidak akan ada nenek-nenek.” Mendengar hal itu si nenek pun menangis, lalu Rasulullah melanjutkan ucapan mulianya, “Karena nanti saat engkau masuk surga engkau akan kembali menjadi muda belia.” Mendengar hal itu si nenek menjadi bahagia.
Demikian candaan baginda Rasulullah dalam sebuah Majelis Ilmu, candaan yang awalnya membuat sedih orang yang bertanya lalu kemudian membuat bahagia di akhir.
Dari kisah tersebut, kita diajarkan untuk tetap mengeluarkan kata-kata baik sekalipun ketika sedang bercanda. Sebab hal itu merupakan salah satu adab yang harus diperhatikan ketika berada dalam Majelis Ilmu, yaitu menjaga ucapan atau pembicaraan dalam Majelis Ilmu.
Adab dalam bermajelis ilmu harus selalu diperhatikan, sebab itu merupakan ajaran yang disampaikan Rasulullah kepada umat Islam. Mengucapkan kata-kata yang sopan dan baik akan membuat siapa saja yang mendengarkannya menjadi merasa tenang, terlebih ucapan tersebut akan mengangkat derajat orang tersebut.
Namun sebaliknya, ketika seseorang mengeluarkan ucapan atau kata-kata kasar, terlebih kata-kata yang menyakitkan hati, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan meruntuhkan martabatnya. Hal itu tentu sangat disayangkan. Selain merugikan banyak orang, juga akan merugikan diri sendiri. Manusia akan menilai diri mereka sebagai manusia yang tidak bermoral dan beradab.
Selain mengucapkan atau berbicara kata-kata baik dan sopan, adab lainnya dalam Majelis Ilmu yaitu memberikan salam di dalam Majelis Ilmu, duduk di tempat yang tersisa dan berlapang di dalam majelis ilmu.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “berdirilah,’ (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujadalah: 11)
Selain itu, adab yang juga perlu diperhatikan dalam Majelis Ilmu yaitu tidak menimbulkan kebisingan saat berada dalam Majelis Ilmu sehingga mengganggu orang lain di Majelis Ilmu tersebut.
Duduk di tempat yang tersisa dan berlapang di dalam majelis ilmu dan tidak banyak tertawa, karena Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melarang umatnya banyak tertawa atau tertawa berlebihan. Dalam sebuah riwayat Hadis berbunyi, “Janganlah kamu memperbanyak tawa, karena banyak tawa itu mematikan hati.” (HR Ibnu Majah)
Selanjutnya tidak mengambil duduk seseorang yang sedang pergi sebentar, dengan kata lain hendaknya mengambil tempat yang benar-benar kosong dan tidak duduk di tengah-tengah Majelis Ilmu sehingga mengganggu konsentrasi orang lain.
Namun dari itu semua, yang paling penting kesopan, berperilaku sopan selama berada dalam Majelis Ilmu dan tidak membuat ketidaknyamanan bagi orang lain dengan tindakan-tindak yang tidak sopan. Terakhir, menutup Majelis Ilmu dengan doa penutup majelis. []