Jenewa, Gontornews — Badan kesehatan dunia, WHO, Rabu (09/08/2023), menempatkan virus Covid-19 varian EG.5 yang beredar di Amerika Serikat dan Cina sebagai ‘varian yang memerlukan perhatian’. Meski demikian, WHO menganggap varian tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarkat ketimbang varian lainnya.
Varian ini merupakan alasan di balik peningkatan kasus infeksi Covid-19 di Amerika Serikat, Cina, Jepang dan Kanada. Para ahli memperkirakan varian ini berkontribusi lebih dari 17 persen dari jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat.
“Secara kolektif, bukti yang tersedia tidak menunjukkan bahwa EG.5 memiliki risiko kesehatan masyarakat tambahan jika dibandingkan dengan garis keturunan Omicron yang beredar saat ini,” kata WHO sebagaimana dilansir Channel News Asia dari Reuters.
WHO mendorong evaluasi komprehensif seputar risiko yang ditimbulkan varian EG.5.
Covid-19 telah membunuh lebih dari 6.9 juta orang secara global, dengan lebih dari 768 jut kasus terkonfirmasi sejak muncul pertama kali pada akhir 2019. Pada Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi dan, belum lama ini, mengakhiri status darurat kesehatan global pada Mei 2023.
Maria van Kekrhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan varian EG.5 meningkatkan penularan. Meski demikian, van Kerkhove menyebut varian ini tidak menimbulkan gejala parah seperti halnya varian omicron lain.
“Kami tidak mendeteksi perubahan tingkat keparahan pada varian EG.5 dibandingkan dengan sublineage omicron lain yang beredar sejak akhir 2021,” kata van Kerkhove. [Mohamad Deny Irawan]