London, Gontornews — Pemerintah Inggris mengonfirmasi hampir 20.000 kasus kematian akibat COVID-19, Sabtu (25/4). Menurut perhitungkan kasus COVID-19 dan jumlah korban telah mencapai 19.506 kasus.
Dalam 24 jam terakhir, Inggris melaporkan penambahan angka kematian COVID-19 mencapai 684 kasus.
Kepala Penasihat Ilmiah Inggris, Patrick Vallance, mengatakan bahwa tembusnya 20.000 angka kematian COVID-19 akan membuat pemerintah khawatir. Pemerintah sendiri telah menargetkan pada 17 Maret untuk menjaga jumlah korban kematian di bawah angka tersebut.
“Hasil tersebut menjadi yang terbaik yang bisa kita dapatkan,” tambah Patrick Vallance yang dilansir Reuters.
Inggris menjadi negara dengan kematian COVID-19 tertinggi kelima di dunia setelah Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan Prancis. Para ilmuwan memprediksi angka kematian tersebut akan menurun dalam beberapa pekan mendatang.
Pemerintah pun memprediksi jumlah kematian bisa meningkat ribuan andai memasukkan kematian yang terjadi di panti jompo.
Berbeda dengan sejumlah negara di Eropa, Inggris menjadi negara yang lambat memberlakukan penguncian wilayah untuk menahan penyebaran virus korona. Lambatnya kebijakan ini pun dikritik meyusul terbatasnya pengujian COVID-19 serta terbatasnya alat pelindung diri bagi petugas kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, melansir 2.686.785 kasus infeksi COVID-19 dengan 184.681 kematian yang tersebar di 213 negara di dunia. [Mohamad Deny Irawan]