Jakarta, Gontornews — Kasus Covid-19 di Indonesia boleh jadi terkendali. Namun, sebagian besar negara di Eropa, Cina, bahkan Singapura, melaporkan lonjakan kasus Covid-19 yang cukup masif. Masyarakat Indonesia harus tetap waspada dengan penularan virus asal Wuhan Cina tersebut. Media internasional Reuters melaporkan perkembangan Covid-19 secara global, Senin (15/11/2021). Berikut catatannya:
Dominasi Varian Delta
Badan kesehatan dunia, WHO, menempatkan varian Delta dalam kategori variant of concern. Pada kategori ini, WHO menempatkan varian Delta sebagai varian yang mampu meningkatkan penularan, meningkatkan keparahan penyakit bawaaan virus serta mengurangi manfaat vaksin dan perawatan intesif.
Virolog dari La Jolla Institute for Immunology di San Diego, Chicago, Amerika Serikat, Shane Crotty, menegaskan bahwa kekuatan ‘super’ varian Delta adalah risiko penularannya yang sedemikian dahsyat.
Senada dengan Crotty, Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa varian Delta memiliki tingkat penularan dua kali lebih cepat ketimbang varian Sars-CoV-2 sebelumnya. Sejumlah penelitian menjelaskan bahwa varian ini meningkatkan angka perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit dari varian sebelumnya.
Varian Delta juga dapat menyebabkan gejala dua hingga tiga hari lebih cepat dari pada varian asli viru korona asal Wuhan. Dampaknya tentu saja membuat sistem kekebalan tubuh hanya memiliki waktu singkat untuk meningkatkan pertahanan.
Orang yang terinfeksi varian Delta membawa virus lebih banyak di hidung mereka berbanding dengan versi asli virus korona. Jumlah virus pada individu tervaksin yang terineksi virus setara dengan mereka yang belum mendapatkan vaksinasi. Kedua kelompok tersebut, kelompok penerima suntikan vaksin dan tidak menerima suntikan vaksin, berpeluang untuk menularkan varian Delta ke orang lain.
Namun, bagi mereka yang telah tervaksin, jumlah virus turun lebih cepat sehingga ‘hanya’ mampu menyebarkan virus dalam waktu yang lebih singkat.
WHO mencatat varian Delta membentuk 99,5 persen dari semua urutan genom yang dilaporkan ke database publik dan telah mengungguli varian lain di sebagian besar negara di dunia.
Pengecualaian pertama terjadi di Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam, varian Delta menyebar secara lebih bertahap. Sementara varian lain dengan potensi ancaman global seperti varian Gamma, Lambda dan Mu, masih berkontribusi pada proporsi signifikan dari kasus yang dilaporkan.
Turunan Varian Delta
Mengingat varian Delta yang mengglobal, banyak ahli vaksin yang percaya bahwa semua varian Covid-19 di masa depan akan menjadi cabang dari Delta.
Salah satu turunan varian Delta yang sedang menjadi pembicaraan global yaitu varian AY.4.2. Untuk sementara, varian AY.4.2 ini terkonsentrasi di Inggris. Di negara ratu Elizabeth itu, varian AY.4.2 membentuk sekitar 10 persen dari sampel virus yang telah diurutkan.
Varian AY.4.2 membawa dua mutasi tambahan pada protein spike. Para ilmuwan masih mempelajari apa kelebihan dua mutasi tambahan itu bagi varian tersebut. Jika ada, apa yang bisa mutasi ini berikan kepada varian ini.
The UK Health Security menetapkan AY.4.2 sebagai variant under investigation. Analisa awal menunjukkan bahwa varian ini tidak merusak efektvitas vaksin secara signifikan jika dibandingkan dengan varian Delta. Tetapi, ada beberapa bukti bahwa varian ini jauh lebih menular ketimbang varian Delta.
WHO mengatakan varian AY.4.2 telah menyebar ke setidaknya 42 negara di dunia, termasuk, Amerika Serikat.
Secara khusus, para pakar virologi mengamati evolusi yang terjadi pada varian Delta. Mereka mencari tanda-tanda bahwa ia telah memperoleh mutasi dan membuat varian in menjadi sangat menular hingga menembus perlindungan kekebalan vaksin atau infeksi alamiah.
Tetapi, vaksin yang beredar saat ini mampu mencegah gejalan sedang dan berat sekalipun tidak menghalangi infeksi secara langsung. Virus masih mampu berkembang dalam hidung yang kemudian lantas menularkan penyakit tersebut melalui tetesan kecil cairan aerosol.
Dr Gregory Poland, pengembang vaksin di Mayo Clinic, sedang mengatakan bahwa dunia vaksin generasi baru yang juga mampu memblokir penularan secara langsung. Tanpa itu, Poland dan para ahli mengatakan dunia tetap berada dalam situasi rentan terinfeksi varian Delta berikut dengan turunannya. [Mohamad Deny Irawan]