Riyadh, Gontornews — Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada hari Selasa (12/1) “mengecam keras” keputusan Israel untuk membangun 800 unit permukiman di Tepi Barat, Saudi Press Agency melaporkan.
“Kementerian sekali lagi menolak langkah yang merupakan pelanggaran baru terhadap keputusan internasional, ancaman bagi perdamaian dan merusak upaya solusi dua negara,” tambah pernyataan itu.
Arabnews.com melansir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan untuk memajukan rencana pembangunan sekitar 800 rumah pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki pada hari Senin.
Ia memanfaatkan waktu di hari-hari terakhir pemerintahan Trump yang sangat mendukung pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat itu.
Warga Palestina mengecam pembangunan itu karena ilegal. Sebagian besar negara memandang permukiman Israel itu melanggar hukum internasional.
Prancis pada hari Selasa juga mengecam langkah Israel. Dalam sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis mendesak otoritas Israel untuk membatalkan rencana tersebut.
Merujuk pada Israel dan Palestina, yang ingin mendirikan negara di wilayahnya yang diduduki Israel, Prancis mengatakan: “(Kami) meminta para pihak untuk menghindari tindakan sepihak yang dapat membahayakan solusi dua negara yang didasarkan pada hukum internasional dan parameter yang disepakati.”
Pengumuman dari kantor Netanyahu menyebutkan rumah-rumah itu akan dibangun di permukiman Beit El dan Givat Zeev, utara Yerusalem, dan di Tal Menashe, Rehelim, Shavei Shomron, Barkan dan Karnei Shomron di Tepi Barat utara.
Palestina berusaha mendirikan negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, semua tanah itu direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967. []