Jenewa, Gontornews — Krisis kemanusian yang terjadi di Yaman semakin menjadi-jadi. Dalam catatan Badan PBB untuk kemanusiaan, United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), Senin (11/1/2021), hampir 80 persen atau lebih dari 24 juta penduduk Yaman mebutuhkan bantuan serta perlindungan kemanusiaan. Angka itu belum termasuk 13,5 juta warga Yaman yang berisiko mati kelaparan.
Biro informasi publik OCHA, Vanessa Huguenin, mengatakan 16.500 warga Yaman hidup dalam kondisi kelaparan. Angka ini berpotensi meningkat hingga tiga kali lipat pada Juni 2021 mendatang.
“Secara keseluruhan, 13,5 juta orang Yaman saat ini berisiko mati kelaparan atau berjuang untuk mendapatkan cukup makanan untuk memberi makan keluarga mereka di tengah konflik yang sedang berlangsung,” kata Huguenin mengutup survei yang dilakukan oleh Integrated Food Security Phase Classification (IPC).
Survei yang digulirkan oleh badan pangan PBB, Food Agriculture Organization (FAO) itu memprediksi peningkatan 3 juta warga Yaman kelaparan. Artinya, angka tersebut lebih dari separuh populasi warga Yaman menghadapi bencana kelaparan.
“Mencegah kelaparan adalah prioritas utama saat ini. setiap orang harus melakukan apa saja untuk mencegah kelaparan,” sambung Huguenin kepada Anadolu.
“Kami sudah tahu cara menghentikan kelaparan di Yaman karena kami melakukannya dua tahun lalu ketika dunia memilh untuk membantu,” katanya.
Sebagai informasi, Yaman telah mengalami kekerasan dan kekacauan sejak 2014 ketika pemberontak Houthi berafiliasi dengan Iran menaklukkan ibu kota Sana’a. Kekacauan semakin meningkat manakala pemerintah yang berkoalisi Saudi meluncurkan serangan udara ke wilayah teritorial yang dikuasai Houthi.
OCHA melansir bahwa, sejak bergulir 2014, konflik Yaman telah merenggut sebanyak 233.000 nyawa warga. [Mohamad Deny Irawan]