Yangon, Gontornews — Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, bertolak dari bandara internasional Naypyidaw, Myanmar, ke Den Haag untuk menghadiri persidangan genosida yang diselenggarakan oleh Mahkamah Internasional, Ahad (8/12).
Jelang keberangkatannya, sejumlah demonstran pro Aung San Suu Kyi, memadati lokasi bandara untuk memberikan dukungan Suu Kyi agar dapat membela Myanmar atas tuduhan genosida etnis Rohingya.
Sebelumnya, Menteri Kehakiman Gambia, Abubacarr Tambadou, melaporkan Myanmar ke pengadilan internasional atas tuduhan genosida etnis Rohingya di Rakhine. Pemerintah Myanmar menolak anggapan tersebut seraya mengatakan bahwa militer Myanmar melakukan tindakan pemberantasan terhadap ekstremisme dan terorisme di Rakhine.
“Saya percaya pada ibu Suu dan kami sangat mencintainya,” kata koordinator demonstrasi dukungan terhadap Suu Kyi, Tin Aung Thein, di Naypyidaw International Airport, Yangon, Myanmar.
“Saya ingin (dunia) mengetahui kebenaran. Negara ini sangat menerita karena berita palsu,” imbuhnya sebagaimana dilansir Reuters.
Persidangan yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut, majelis hakim yang beranggotakan 16 hakim akan memberlakukan langkah-langkah sementara untuk melindungi etnis Rohingya sebelum pembahasan kasus tersebut diselenggarakan secara penuh.
Sebagiamana diketahui, lebih dari 730.000 etnis Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017 setelah tindakan yang dipimpin oleh militer Myanmar. Panel HAM PBB telah mengonfirmasi bahwa Myanmar terbukti memiliki “niatan Genosida” terhadap etnis Rohingya.
Meski kecaman internasional mengemuka, Suu Kyi tetap tegar dalam membela Myanmar dari tuduhan genosida etnis Rohingya.
“Saya percaya Suu Kyi selamanya,” kata mantan tahanan politik yang ikut rombongan Suu Kyi ke Den Haag, Zaw Htet. [Mohamad Deny Irawan]