Kedatangan Shabir Manshuri ke Indonesia adalah untuk membawa semangat juang pendidikan Islam di Amerika. Pria separuh baya tersebut telah banyak mengisi hari-harinya untuk memajukan Islam di Negeri Paman Sam. Berikut kutipan wawancara kru Gontornews.com dengan Shabir, pakar ilmu politik dan sosial:
Apa maksud kedatangan Anda ke Indonesia dan apa yang membuat Anda tertarik datang ke sini?
Minat saya baik secara profesional maupun pribadi terutama adalah untuk studi, studi untuk Amerika yang telah dilakukan selama 50 tahun dan ingin membawa pulang pesan kepada komunitas Rasul yang tergabung dalam masyarakat Muslim di sana.
Bisa Anda ceritakan bagaimana kondisi pendidikan Islam di Amerika saat ini?
Saya tidak mengatakan saya ahli dalm pendidikan Islam namun yang dilihat di pendidikan Amerika sendiri ada textbook kelas 6, 7,10 yang mengajarkan peperangan dalam agama, dan ini bukan di sekolah agama tapi di sekolah umum yang diterangkan perang dan sejarah peperangan tersebut.
Apa maksud dari pendirian CIE (Council on Islamic Education)?
Council on Islamic Education bukan Council for Islamic Education karena ini sangatlah berbeda. Kami mengambil nama tersebut agar dapat lebih mudah diterima di hati masyarakat, apalagi kondisi kita sebagai orang baru di sana. Setelah 13 tahun, kami mengganti nama dari CIE menjadi Institute on Religion.
Sejauh ini, bidang keilmuan apa yang sudah Anda geluti?
Orang di Amerika suka mengklaim macam-macam, sebelum saya ke Amerika 55 tahun, saya sudah belajar dan menjadi siswa terlebih dahulu untuk mempelajari politik, sosial, institusinya. Jika sudah mempelajari selama 55 tahun apa sudah cukup dikatakan sebagai ahli atau belum, saya juga tidak tahu.
Sebelumnya saya membaca dalam sebuah artikel adanya kesusahan pelajar Muslim untuk menjalankan shalat di sekolah, sedangkan di Indonesia sangat mudah?
Saya juga menangani pendidikan umum seperti di universitas dan SMA di seluruh Amerika .Khususnya di SMA sendiri sudah ada sebuah asosiasi Islam (Moslem School Asociation) yang memiliki sistem untuk mendiskusikan kepada pihak sekolah tempat pelaksanaan shalat Jumat dan shalat wajib bagi siswa. Dalam hal ini pihak guru yang harus menyediakannya. Dan ini juga tidak ada masalah karena sistem telah menjamin dan melarang para guru untuk melarang muridnya dalam menjalankan ibadah sesuai kepercayaan mereka.
Apakah sudah ada murid yang mengalami kesulitan dalam memfungsikan sistem ini?
Dalam kenyataannya memang banyak orang yang tidak mau mengemban undang-undang ini. Namun, kami kembali kepada undang-undang yang berlaku walaupun mereka kurang menyukainya. Sebagai contoh, di Amerika sebenarnya kita jauh lebih dibebaskan dalam beribadah dibanding di Prancis yang melarang hijab bagi kaum Muslimat. Ya mungkin ada yang menginginkan hal seperti demikian, tetapi undang-undang negara telah melarangnya.
Sesusah apa mengajarkan nilai-nilai Islam kepada Muslim di Amerika? Bisakah mereka menerimanya di sekolah-sekolah umum?
Ini yang saya berusaha pelajari selama 20 tahun, memang sudah ada perubahan textbook tahun 1993 yang tadinya tidak ada pelajaran agama lalu berubah dan mengajarkan agama-agama yang ada di seluruh dunia.
Mengenai pelajaran Islam sendiri, apa saja yang diajarkan?
Dulu di SMA ada standar negara bagian yang menentukan isi textbook tersebut. Lalu pada tahun 1989 hal ini berkembang dan kami mulai mengajarkan tentang agama dan bukan agama atau mempromosikannya karena itu tidak legal. Ketentuan ini sesuai dengan panduan yang tertera dalam amendemen pertama dalam undang-undang mereka.
Jadi dulu pembahasan agama berdasarkan sudut pandang pengikutnya, lalu pada tahun 1989 semua berubah dan menjadi panduan kontennya untuk ke depan. Seperti dulu pengikut perkataan Muhammad disebut Muhammadiyah namun sekarang disebut Muslim.
Dalam pengajarannya kami mengajarkan agama-agama yang ada di dunia ini berdasarkan sudut pandang pengikutnya dan bukan dari orang lain, misalnya agama Islam maka yang mengajarkan langsung umat Islam, sama halnya dengan Kristen dan lainnya.
Lalu adakah pelajaran tauhid, hadis dan fikih yang diajarkan?
Untuk SMA yang diajar adalah pelajaran mendasar saja. Akan tetapi dari hal ini saya telah mendengar komentar salah seorang wali murid asal Bosnia yang merasa senang karena anaknya telah mendapatkan pelajaran Islam yang belum pernah didapatkan selama di Bosnia karena Bosnia adalah negara komunis.
Bagaimanakah perkembangan pengetahuan warga Amerika terhadap Islam?
Ketika saya diundang dalam sebuah lokakarya dan mengajarkan guru-guru yang beragama Kristen dan saya menanyakan adakah yang tahu kata Ramadhan, hampir semuanya mengacungkan tangan. Ini menunjukkan bahwa kosakata Islam yakni Ramadhan dan beberapa lainnya telah menjadi pengetahuan dan mulai populer terdengar di telinga masyarakat Amerika sedikit demi sedikit.
Apa yang menarik dari pelajar Muslim Amerika saat belajar Islam?
Pelajar Muslim di Amerika jauh lebih kritis soal agama. Mereka selalu bertanya ‘kenapa’ terlebih dahulu dan bukan ‘apa’. Contoh, ketika diperintahkan shalat maka yang ditanya oleh murid adalah mengapa harus shalat dan bukan apa itu shalat?
Hal ini berbeda dengan pelajar Muslim di Singapura dan Malaysia yang ketika saya tanya, “Siapa yang menjalankan shalat?” semua mengacungkan tangan. Lalu ketika ditanya, “Mengapa kalian mengerjakan shalat?”, maka tidak ada yang bisa menjawab.
Apa pendapat Anda tentang sistem pendidikan Islam saat ini?
Di Negara-negara Islam banyak pelajar yang kurang kritis dalam menerima pelajaran dan cenderung hanya didoktrin oleh pengajar. Seperti halnya kita pergi ke dokter diberi resep dan langsung menerimanya saja tanpa bertanya apa sebabnya. Hal ini yang membedakan dengan sistem pendidikan agama di Amerika yang cenderung lebih kritis. Padahal Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir.
Bagaimana cara mendorong pelajar Amerika untuk tidak hanya belajar tentang agama tapi juga bisa praktik agama itu sendiri?
Di Amerika kami tidak memaksa orang untuk beribadah karena menurut kami ibadah itu sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Semua orang dibebaskan untuk beribadah tanpa ada paksaan. Jadi semua bebas untuk mengekspresikan agamanya sesuai dengan kepercayaannya dan itulah sistem pendidikan yang diajarkan di Amerika. Dan saya tidak mengatakan ini adalah sistem yang terbaik karena saya juga masih terus belajar.
Seberapa penting sistem pendidikan menurut Anda?
Sangat penting. Sebagai contoh ada orang Indonesia bisa berbicara bahasa Amerika padahal itu bukan bahasa mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sistem yang mereka gunakan telah mampu membawa ke titik keberhasilan. Sama halnya dengan belajar agama jika sistemnya baik maka yang belajar pun bisa berhasil mendalaminya.
Apakah pelajaran sejarah Islam diajarkan di sana?
Tidak
Jadi pelajaran tentang praktik agama seperti shalat lebih banyak diajarkan di rumah atau di sekolah?
Praktik agama semua dikembalikan kepada pengajaran orangtua masing-masing karena di sekolah tidak boleh mempromosikan agama.
Kenapa Anda memutuskan untuk pindah ke Amerika?
Saya sendiri juga tidak tahu karena ketika saya baru dilahirkan ayah saya sudah menentukan saya harus hidup di Amerika. Akhirnya masa kecil banyak dihabiskan untuk belajar dan tidak untuk bermain. Setelah 7 tahun dan siap untuk pergi ke Amerika, ketika itu tahun 1969 dan umur saya 24 tahun.
Saat saya akan berangkat ayah berpesan agar saya langsung membeli liang lahat atau peti mati saat tiba di Amerika. Saya pun bingung?! Namun ia menjelaskan secara sudut pandang sufi karena ia orang sufi bahwa itu berarti tujuan saya ke Amerika nanti bukanlah sekedar sebagai imigran yang hanya mencari uang dan mengirimkannya namun untuk menimba ilmu di sana. [Edithya Miranti]