Asbabun Nuzul
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu terkait asbabun nuzul Surat Al Kautsar. Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak, lalu mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?” Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar. “Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?”
Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih melihat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Al Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadah (bejana-bejana) nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir seseorang melayani hamba, maka aku berkata, “Ya Tuhanku, sebenarnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, “Sesungguhnya kamu tidak melihat apa yang telah dibuat-buat sesudahmu.” (HR Ahmad; shahih)
Berdasarkan asbabun nuzul ini, sebagian ulama berpendapat surat Al-Kautsar adalah madaniyah. Karena Anas bin Malik masuk Islam setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Namun ada pula yang berpendapat, surat ini turun di Mekkah, lalu diturunkan lagi di Madinah. Ibnu Katsir dalam tafsirnya tidak memastikan apakah Al-Kautsar ini Makkiyah atau Madaniyah.
Asbabun nuzul yang lain, surat ini turun berkenaan dengan Ash bin Wail. Dia menghina Rasulullah sebagai abtar (terputus) karena putra beliau meninggal sehingga nasabnya terputus. Lalu Allah menurunkan surat ini memberitakan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah yang abtar. Peristiwa itu terjadi di Mekkah sehingga menjadi hujjah bahwa surat ini merupakan surat Makkiyah.
Tafsir Surat Al-Kautsar (1)
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Kata a’thainaaka (أعطينك) berasal dari kata a’tha (أعطى) yang artinya adalah memberi. Biasa digunakan untuk mempersembahkan yang menjadi milik pribadi seseorang. Kata Al-Kautsar (أعطينك) berasal dari kata katsir (كثير) yang artinya banyak. Bisa digunakan untuk menunjuk sesuatu yang bilangannya banyak, bisa pula untuk menunjuk sesuatu yang tinggi nilainya. Banyak makna al kautsar dalam ayat ini. Ada yang berpendapat maknanya sungai di surga dengan berhujjah pada hadis di atas dan hadis-hadis sejenis yang menerangkan al-kautsar.
Ada yang berpendapat maknanya keturunan Rasulullah sangat banyak. Merupakan lawan abtar, pada ayat terakhir. Meskipun putra-putra beliau meninggal semasa kecil, putri beliau Fatimah telah memberikan keturunan yang berasal dari Ali Zainal Abidin yang selamat dari pembantaian di Karbala kemudian memiliki banyak keturunan hingga saat ini. Ada pula yang berpendapat maknanya adalah nikmat yang banyak.
Sebenarnya makna-makna ini tidak saling bertentangan. Al-Kautsar adalah nikmat yang banyak yang diberikan Allah kepada Rasulullah, di antaranya keturunan yang banyak dan telaga Al-Kaustar di surga. Sehingga Sayyid Qutb menafsirkannya dalam Tafsir Fi Zilalil Quran: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak dan melimpah ruah, yang tidak bisa dihalangi dan tidak putus-putusnya. (bersambung…)