Istanbul, Gontornews — Polisi Turki menangkap 17 orang terkait pemboman pekan lalu di Istanbul, kantor berita pemerintah Anadolu melaporkan pada hari Jumat (18/11).
Pihak berwenang menyalahkan serangan mematikan itu pada kelompok-kelompok militan Kurdi, meskipun kelompok-kelompok itu telah membantah terlibat.
Menurut Anadolu seperti dikutip dw.com, 17 orang yang ditahan termasuk tersangka utama di balik pemboman tersebut.
Pengadilan juga membebaskan tiga tersangka lainnya dari tahanan sambil menunggu persidangan.
Tambahan 29 orang yang ditangkap setelah serangan itu telah dijadwalkan untuk dideportasi. Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang orang-orang yang dideportasi dari Turki.
Kantor kejaksaan menuduh para tersangka “melanggar persatuan Negara”, pembunuhan berencana, serta tuduhan lainnya. Tanggal persidangan akan ditetapkan setelah jaksa menyiapkan dakwaan mereka, yang berarti para tersangka kemungkinan akan tetap berada dalam penahanan pra-sidang selama berbulan-bulan.
Seperti diketahui, pada 13 November, sebuah ledakan terjadi di Istiklal Avenue yang ramai di Istanbul.
Enam orang tewas ketika sebuah bom bermuatan TNT meledak. Dua anak termasuk di antara mereka yang tewas, sementara lebih dari 80 orang terluka
Penyelidik menginterogasi wanita yang diyakini sebagai tersangka utama di balik serangan itu selama lima jam, Anadolu melaporkan.
Warga negara Suriah berusia 23 tahun itu diduga mengaku meninggalkan tas berisi bahan peledak di bangku di jalan yang ramai itu, tetapi mengatakan dia tidak tahu apa yang ada di dalamnya.
Dia dilaporkan mengatakan kepada penyelidik bahwa dia mengikuti instruksi seorang pria yang menyuruhnya meninggalkan tas di bangku. Setelah dia bangkit dan pergi, tas itu meledak.
Pihak berwenang Turki menyalahkan serangan itu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang serta milisi Kurdi Suriah YPG. Namun PKK membantah terlibat.
Serangan pada 13 November itu merupakan yang paling mematikan yang melanda Turki dalam lima tahun terakhir. Ledakan itu mengingatkan tentang serangkaian pemboman nasional dari 2015 hingga 2017 yang oleh otoritas Turki dituduhkan pada militan Kurdi dan anggota kelompok militan Negara Islam (ISIS).[]