Bandung, Gontornews — Di dalam keluarga ada peran masing-masing. “Orangtua berkewajiban memelihara dan menjaga anak sampai besar, serta mencukupi kebutuhan secara fisik, spiritual, dan intelektual,” terang Dr Helmawati SE, MPdI, pendiri Perkumpulan Ahli para Pendidik Islam, kepada Gontornews.com.
Melihat maraknya fenomena candu game online, sebagaimana dilansir doktersehat.com, penelitian menunjukkan terdapat kesamaan perubahan perilaku akibat bermain game online dengan judi dan penyalahgunaan zat tertentu.
Antara lain, toleransi (intensitas bermain yang terus meningkat untuk menimbulkan kepuasan), withdrawal (muncul kegelisahan jika tidak bermain), ketidakmampuan untuk berhenti yang terjadi secara berulang, dan gangguan fungsi kehidupan sehari-hari.
Karenanya, orangtua perlu memberikan media agar anak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya kelak. Harus ada interaksi antara orangtua dan anak dengan baik. Orangtua juga harus introspeksi diri agar memahami fungsi dan perannya. “Luangkan banyak waktu untuk memberi pengarahan, pembelajatan, bimbingan, dan asuhan,” tambah Helma.
Jangan biarkan anak banyak mengambil waktu sendiri sehingga lari ke game. Isi waktunya dengan beragam hal positif seperti olah raga, kursus memanah, belajar, atau lainnya.
Banyak orangtua yang kurang memahami konteks pendidikan. Orangtua yang sibuk agar anaknya tenang, langsung diberikan game online, meski game yang dipilihkan awalnya bagus.
Namun saat waktu tidak dibatasi dan anak tidak diarahkan, maka itu akan berkembang. Anak akhirnya mulai mencari game lainnya. “Dalam proses tumbuh kembang, anak akan mencari saat tak terawasi hingga bisa sampai kecanduan,” pungkas praktisi parenting dan penulis buku perkembangan anak itu. <Edithya Miranti>