Depok, Gontornews — Desekulerisasi pendidikan menghadirkan sejumlah polemik dalam konteks ilmu pengetahuan yang tersebar saat ini. Faktanya, hampir sebagian besar ilmu yang dipelajari di sekolah-sekolah berisi nilai-nilai kebohongan yang tidak berlandaskan pada wahyu dari Allah SWT (al-Qur’an).
Dr Adian Husaini, peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), kepada Gontornews.com menuturkan, “Ilmu pengetahuan sekuler banyak yang tidak integral atau tidak lengkap.”
Dalam berbagai bidang keilmuan mereka tidak memasukkan wahyu di dalamnya. Sumber ilmu yang didapat, lanjutnya, hanya sebatas dari apa yang berasal dari panca indera manusia semata.
Dr Wendi Zarman, peneliti di Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN), Bandung, kepada Gontornews.com juga menjelaskan, “Problem sains sekuler ada pada aspek metafisiknya, yaitu menegaskan eksistensi dan peran Tuhan dalam semua dinamika alam.” Sebab akibat dianggap berasal dari alam materi itu sendiri. Padahal, alam sendiri tidak punya kesadaran.
“Itu bukan berarti kita menolak sains,” tegas Wendi. Hanya saja, tambahnya, pada tingkat metafisik, seorang Muslim meyakini bahwa seluruh penciptaan dan dinamika alam ini berasal dari Allah SWT.
Logikanya, menurut para ilmuwan Barat, alam itu terlihat sama saja bagi siapa saja. Baik orang Islam, Kristen, Hindu, Budha, atau agama apapun. Seorang ilmuwan di Eropa yang terpisah ribuan kilometer dengan ilmuwan Indonesia, pastilah akan menemukan kenyataan yang sama jika menyangkut fenomena alam yang sama. Demikian klaim mereka.
Desekulerisasi ilmu pengetahuan menjadikan banyak ilmu yang diterima sangat jauh dari nilai-nilai kebenaran. Sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran Islam. Hal ini tentu perlu dikritisi dan sedikit demi sedikit harus mulai diluruskan kembali agar umat bisa ‘melek’ ilmu pengetahuan yang hakiki.
Berikut beberapa fakta terkait pelajaran bidang IPA hasil sentuhan tangan para sekuler. Karya mereka tidak boleh ‘ditelan’ mentah-mentah namun perlu selalu dikritisi. Untuk itu, akan lebih baik jika kita mendasarkan pembahasan kita pada informasi dari al-Qur’an.
Pertama, makhluk hidup. Sayangnya, dalam mata pelajaran IPA, banyak hal terkait makhluk hidup yang belum sempurna diajarkan di sekolah. Makhluk hidup dalam pendidikan sekuler hanya sebatas pada manusia, hewan, dan tumbuhan saja.
Di dalam al-Qur’an, makhluk ciptaan Allah SWT disebutkan ada enam macam. Tiga yang berakal, seperti malaikat, jin, juga manusia. Lalu sisanya tiga yang tidak berakal yakni, binatang, tanaman, dan benda mati.
Makhluk hidup seperti jin dan malaikat adalah makhluk ghaib. Jin adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan sesudah malaikat. “Dan jin Kami ciptakan sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” QS. Al Hijr (15): 27. Jika kita ingin memahami kehidupan jin lebih jauh, Allah SWT telah menginformasikannya lewat wahyu-Nya dalam Surat Al-Jin ayat 1-28.
Sedangkan malaikat adalah makhluk Allah SWT yang terbuat dari cahaya. Badan cahaya itu lantas diberi Ruh oleh Allah SWT. Karena terbuat dari cahaya, malaikat memiliki berbagai keunggulan jauh diatas makhluk lainnya.
Kedua, alam. Pada mata pelajaran IPA peserta didik hanya dikenalkan alam dunia saja. Padahal ada banyak alam yang diciptakan Allah SWT. Salah satunya dalam proses kehidupan manusia telah diciptakan beberapa alam yakni alam ruh, alam rahim (kandungan), alam dunia, alam penantian, dan alam akhirat. <Edithya Miranti>